Kanit Bintibmas Polres Bantul: Kebhinekaan Harus Dijaga

 Kanit Bintibmas Polres Bantul: Kebhinekaan Harus Dijaga

BANTUL – Bangsa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan bahasa. Negara ini juga memiliki ribuan pulau. Selain itu Indonesia memiliki keragaman agama. Di mana semuanya bisa bersatu dalam bingkai kebhinekaan.

Oleh karena itu keragaman ini harus dijaga bersama-sama. Karena jika tidak nantinya akan ada segelintir orang yang dapat mencederai kebhinekaan bangsa dan negara kita ini.

Hal terebut, diungkapkan Kanit Bintibmas Polres Bantul, Iptu Sudiasih dalam Sarasehan dan Silaturahmi Kebangsaan Ulama – Pesantren Yogyakarta yang diadakan Kantor Urusan Agama (KUA) Piyungan Bantul bekerjasama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Yayasan Majelis At-Turots Al Islmay Yogyakarta di Pondok Pesantren Bin Bas, Senin sore (18/02/2019).

Kanit Bintibmas Polres Bantul menjelaskan, hal-hal yang bisa merusak kebhinekaan antara lain tindakan intoleransi serta adanya paham radikalisme. Intoleransi ini bisa timbul karena adanya perbedaan adat istiadat yang melatari fanatisme kesukuan.

“Penyebab lain bisa terjadi intoleransi, tersebarnya berita hoax atau berita bohong.  Berdasar data yang masuk di tahun 2017 ada sekitar 16.000 hoax. Semoga dari tahun ke tahun berita hoax bisa menurun,” ungkapnya.

Sudiasih berharap memasuki tahun politik ini, para ustadz dan ulama bisa semakin memberikan kesejukan serta keteduhan kepada para santri.

“Jangan sampai para ustadz dan ulama menjadi terkotak-kotak bahkan terprovokasi oleh suatu partai politik tertentu. Kami sangat berharap para ustadz, ulama hingga para santri untuk turut serta mensukseskan pesta demokrasi  atau pemilu 2019. Karena hal ini merupakan proses pemilihan pemimpin guna membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik” tuturnya.

Sementara itu Pembina Yayasan Majelis At Turots Al Islamy Yogyakarta,  Ustadz Abu Nida mengungkapkan, di masa-masa perjuangan bangsa mengisi kemerdekaan bahkan hingga  perjalanan bangsa membangun hingga usia ke 73 tahun ini, keterlibatan ulama, pengasuh dan santri pondok pesantren tidak diragukan lagi

Abu Nida menambahkan meski pondok pesantren memberi andil dalam perjuangan bangsa, namun stigma pesantren sebagai sarang teroris masih menjadi pukulan bagi dunia pesantren, yang hingga kini belum sepenuhnya hilang dari masyarakat.

Padahal dalam sejarah kebangsaan Indonesia pesantren menjadi salah satu pilar penting bagi kemerdekaan dan pembangunan karakter bangsa.

“Dalam berbagai situasi baik faktor politik maupun situasi lain, Ulama, pesantren dan masyarakat selalu tampil di garda terdepan dalam menjaga kerukunan dan membentengi umat, dari pengaruh adu domba karena kepentingan,”tambahnya. (van/anjar)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar