Wali Kota Apresiasi Program Perubahan Kadinkes

 Wali Kota Apresiasi Program Perubahan Kadinkes

JAKARTA – Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi mengapresiasi program proyek perubahan yang dibuat Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati dengan tema Strategi Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui KEBAS (Kecamatan Bebas) TBC Dengan 5T Menuju Kota Bekasi Bebas Tuberkulosis .

Launching Program Proyek Perubahan dengan tema “Strategi Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui KEBAS (Kecamatan Bebas) TBC Dengan 5T Menuju Kota Bekasi Bebas Tuberkulosis”, berlangsung di Gedung Islamic Center Kota Bekasi, Selasa (20/10/2020).

Launching tersebut dlakukan oleh Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi, yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Bekasi,  Camat Se-Kota Bekasi, Lurah-Se Kota Bekasi serta Seluruh Kepala Puskesmas Se-Kota Bekasi.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Bekasi meminta angka TBC di Kota Bekasi harus menurun, untuk itu dibutuhkan komitmen bersama dari semua pihak serta penyelesaian-penyelesaian di masyarakat terkait TBC ini.

Begitu pula dengan sistem jejaring dan penguatan database harus baik dan akurat sehingga penanganan permasalahan TBC dapat ditekan angkanya.

“Saya  berharap adanya efek jangka panjang dari program inovasi proyek perubahan KEBAS TBC dengan 5T agar terciptanya Kota Bekasi bebas dari Tuberkulosis, atau minimalnya perkecamatan sudah dapat mengurangi kasus-kasus TBC dan tidak menularkan,” kata Rahmat Effendi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menerangkan perkembangan seputar penyakit Tuberkulosis yang ada di Kota Bekasi.

Tercatat negara Indonesia masuk urutan ke-3 temuan kasus penyakit Tuberkulosis terbanyak di dunia dibawah negara India dan China, begitu juga di Provinsi Jawa Barat berada di posisi ke-3 dibawah Papua dan Banten.

Untuk itu berangkat dari perkembangan TBC di dunia dan Indinesia yang memprihatinkan membuat dirinya mengeluarkan gagasan atau ide Inovasi dalam Proyek Perubahan  yang bertajuk “KEBAS (Kecamatan Bebas) TBC Dengan 5T, adapun 5T yang dimaksud adalah, T1 adalah Tersedianya SK PPM TBC Tingkat Kecamatan  dan Kelurahan, T2 adalah Tersedianya SK TIM DOTS di fasilitas pelayanan kesehatan, T3 adalah Tersedianya SK Protokol Kesehatan TBC, T4 adalah Tersedianya Kartu Kendali Follow Up pemeriksaan laboratorium pengobatan pasien TBC oleh kader TBC pendamping, T5 adalah Tersedianya Kartu Kendali minum obat pasien TBC oleh kader TBC pendamping.

Tanti juga menyebutkan, bukan suatu hal yang mudah menjalankan proyek perubahan ini dalam menekan angka penyebaran Tuberkulosis ditengah pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Kota Bekasi, sehingga akan banyak kendala yang dihadapi.

“Salah satu kendalanya adalah pembatasan terkait pertemuan secara langsung dengan adanya protokol kesehatan sehingga para kader dan tim yang mendampingi tidak dapat seterusnya melakukan kunjungan langsung namun bisa melalui virtual,” ujarnya.

Selain itu dari segi dari pendanaan, tenaga dan perhatian semua masih terkonsentrasi kepada pencegahan penularan kasus  Covid-19, tutur Tanti.

Ia optimis  kendala-kendala yang dihadapi tersebut  dapat terselesaikan dan diatasi apabila adanya dukungan dari semua pihak , sehingga apa yang diharapkan bersama dalam menekan angka TBC di Kota Bekasi dapat berjalan dengan baik melalui Program Proyek Perubahan ini, tambahnya. (rls/tr)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar