Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pangan Saat Ramadan dan Lebaran Aman

 Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pangan Saat Ramadan dan Lebaran Aman

JAKARTA – Pemerintah memastikan menjamin ketersediaan stok beras dan pangan selama bulan Ramadan hingga Lebaran mendatang, dipastikan tercukupi.

Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengungkapkan, pemerintah memahami adanya tren peningkatan konsumsi komoditas pangan , seperti telur, daging ayam, sapi selama periode Ramadan hingga Idul Fitri.

“Kita memahami betul jelang Ramadan dan Idul Fitri adanya peningkatan khusus. Biasanya dalam menghadapi Ramadan, mulai naik tiga hari sebelum tanggal masuk. Seminggu masuk Ramadan, permintaan turun. Tapi seminggu sebelum Idul Fitri ada peningkatan,” kata Agung, dalam diskusi Forum Merdeka Barat  (FMB) 9, yang berlangsung di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (13/5/2019).

 

Lebih jauh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menjelaskan, pemerintah pada saat tiga hingga lima bulan sebelum Lebaran, biasanya telah merencanakan adanya peningkatan produksi, yakni dengan menambah luas lahan tanam berbagai komoditas pangan.

Dengan demikian, hasilnya stok pangan terbilang surplus sampai memasuki Lebaran mendatang. “Alhamdulillah, pasokan ketersediaan, dibanding kebutuhan, ini surplus,” ujarnya.

Dikatakan Agung, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lain, sehingga keberadaan pangan di pasar aman terkendali.

Ia juga menyebutkan, pada bulan Ramadan dan Lebaran merupakan peristiwa tahunan yang sudah diprediksi. Oleh sebab itu Kementan bekerjasama dengan instansi kementerian terkait berupaya untuk menjaga stok pangan dengan menyiapkannya empat hingga enam bulan sebelumnya, ungkapnya.

Kementan juga menjalin kerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk memperlancar  angkutan logistik kebutuhan selama bulan puasa.

Maka, diharapkan harga harga kebutuhan pokok yang diperlukan selama ramadan dan lebaran menjadi stabil. “Insya Allah aman dan stabil dan harganya pun tidak sampai menekan dan merugikan konsumen, dan tahun ini tidak ada gejolak harga yang berlebihan, memang sempat naik sedikit untuk komoditas cabai di bulan April, hal itu karena belum panen,” tambahnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdalifah Machmud menjelaskan, pihaknya juga telah mengantisipasi ketersediaan bahan pangan saat Ramadan dan menjelang Lebaran. Tentunya pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan ketersediaan pangan cukup.

“Kita selalu menekankan bahwa saat Ramadan akan terjadi peningkatan konsumsi. Biasanya peningkatan konsumsi sebesar 10 hingga 20 persen, baik telur, daging, cabai dan lainnya. Untuk itu, kita antisipasi betul,” kata Musdalifah.

Begitu pula Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga memastikan harga kebutuhan bahan pangan, akan terus diawasi sehingga masyarakat mendapatkan harga normal. Bahkan pengawasan itu diperketat selama Ramadan dan hari besar keagamaan lainya.

Sekjen Departemen Perdagangan Kemendag Karyanto Suprih menjelaskan, momentum hari besar keagamaan biasanya dibarengi dengan permintaan terhadap bahan pokok yang meningkat 10 hingga 20 persen.

“Kita ingin memastikan seluruh kebutuhan bahan pokok tersebut tersedia. Kami sudah lakukan peninjauan. Sepanjang stok cukup, tidak ada alasan harga naik,” ungkap Karyanto.

Direktur Umum Bulog Budi Waseso mengatakan, pasokan sembilan bahan pokok yang diawasi oleh Bulog masih mencukupi. Untuk komoditi bawang putih, ia mengaku saat ini kewenangannya sudah berada di tangan Kementerian Pertanian.

Terkait pasokan beras, Budi mengungkapkan cadangan yang dimiliki Bulog mencapai 2,1 juta ton, dan pihaknya terus menyerap beras di level petani.

Saat ini, persediaan beras di pasar diklaim mencukupi sehingga belum ada urgensi untuk melakukan operasi pasar. Kondisi yang sama terjadi pada komoditas lainnya seperti gula, jagung, dan minyak, ujarnya.

Khusus untuk daging kerbau, Bulog menyebut kontrak impor sudah dilakukan cukup lama. lmpor daging kerbau sebanyak 7.000 ton dari India diperkirakan datang pada akhir pekan depan. (van)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar