MPM PP Muhammadiyah Resmikan Rice Mill JATAM Sragen

 MPM PP Muhammadiyah Resmikan Rice Mill JATAM Sragen

Sragen – Dalam rangka menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke 48, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama MPM Muhammadiyah Kabupaten Sragen melaksanakan peresmian rice mill.

Menurut M Misbah anggota MPM Muhammadiyah, sebagaimana dalam releasenya yang dikirimakan, Senin (31/10/2022), alat penggiling padi Rice mill dibangun sebagai upaya MPM melakukan pemberdayaan petani pada sisi hilir, yaitu peningkatan nilai tambah pasca panen bagi petani yang tergabung dalam Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM).

Pemberdayaan di sektor ini merupakan salah satu bagian strategis persyarikatan dalam ikhtiar mewujudkan kedaulatan pangan bangsa Indonesia.

Ditambhkan, peresamian rice mill dimaksudkan untuk mengukuhkan keberadaan alat produksi yang secara mendiri diusahakan oleh JATAM Sragen.

Adanya Rice Mill meningkatkan nilai tawar dan daya saing petani dan menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki keberpihakan yang kuat terhadap petani dan kemandirian pangan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi bagi Jamaah Tani Muhammadiyah dalam mewujudkan kemandirian pangan, upaya pemenuhan bahan makanan yang sehat, berkualitas dan memenuhi nilai gizi tinggi, serta keunggulan kompetitif yang mampu bersaing di pasar, ” ungkapnya.

Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr M Nurul Yamin, dalam sambutannya mengatakan bahwa keberadaan alat penggiling padi (Rice Mill) milik JATAM Sragen ini merupakan cerminan dari kemandirian pangan. Ada sekitar 250 anggota JATAM Sragen dengan luas lahar sekitar 90 hektar.

Dijelaskan Yamin, hal ini memang masih dibawah rata-rata lahan rakyat. Namun demikian, JATAM Sragen berupaya untuk terus bergerak sampai sektor hilir hingga mendirikan koperasi JATAM Sragen.

Selama ini Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta telah menjadi konsumen yang mengambil beras dari JATAM Sragen untuk kebutuhan konsumsi civitas akademikanya. Harapan ke depan, JATAM Sragen bisa melakukan ekspor beras.

Sementara itu, Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyatakan bahwa Sragen menjadi lumbung padi, produksi beras di Bumi Sukowati Sragen selalu surplus setiap tahunnya sampai sekitar lebih 145 ribu ton.

Hal ini didukung oleh lahan sawah di Sragen, yang masuk tiga besar terluas di Jawa Tengah.

Selain itu, imbuh Bupati, sawah sawah tersebut mendapatkan auplai air yang baik, sekalipun sebagian lahan sawah tersebut digunakan untuk jalan tol.

Bupati mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah atas usaha pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat.

Muhammadiyah Sragen berkembang baik di Sragen, mulai rumah sakitnya,kemudian sekolahnya yakni SMA TrenSains Muhammadiyah Sragen, dan sekarang peresmian Rice Mill.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dalam peresmian Rice Mill itu mengatakan isu petani adalah isu soal kedaulatan pangan.

Di mana petani seringkali tidak bisa mandiri memproduksi pangannya sendiri. Yang kedua, mengenai isu impor yang seringkali mengecewakan petani, disaat petani mempunyai produk sendiri tapi negara malah membuka kran impor sehingga harga hasil panen petani jatuh.

“Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang kebijakan-kebijakannya itu berpihak kepada petani. Selain itu, dibutuhkan komitmen pemimpin secara politik yang mencintai produk sendiri. Hal ini seringkali menjadi masalah di masyarakat, karena masyarakat kita sering inferior dengan produk sendiri, padahal produk-produk kita termasuk produk pertanian itu tidak kalah bagus dengan produk impor,” tambahnya. |njar

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar