Koprabuh Serang Siap Produksi Deasep Dengan Peralatan Sederhana

 Koprabuh Serang Siap Produksi Deasep Dengan Peralatan Sederhana

SERANG, BANTEN – Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) yang memiliki Visi, untuk menjadi koperasi terbesar yang membawa petani tradisional Indonesia, menciptakan disinfektan alami yang terbukti sangat aman bagi kesehatan manusia.

Hasil inovasi Anak Bangsa ini berupa produk dengan merek DEASEP, berbahan baku cuka kayu ini tanpa menggunakan alkohol dan bahan kimia apapun, juga dapat digunakan untuk tanaman.

Tentunya cuka kayu ini di produksi sangat sederhana, seperti yang dilakukan Koprabuh cabang Serang Banten, yang siap memproduksi cuka kayu dengan perlengkapan yang sederhana.

Anggota Koprabuh Gunung Sari Kabupaten Serang Provinsi Banten.

Untuk melihat proses pembuatan cuka kayu, CEO Koprabuh mengunjugi lokasi yang dijadikan tempat produksi cuka kayu bagi para petani, di Gunung Sari Kabupaten Serang Provinsi Banten, Jumat (3/07/2020).

Ketua Kelompok Koprabuh Gunung Sari, Hayat menjelaskan bahwa kelompoknya siap untuk memproduksi cuka kayu. Di lokasi Koprabuh Gunung Sari sudah dipersiapkan enam reaktor yang dapat menghasilkan cuka kayu.

Hayat juga menjelaskan enam drum yang disiapkannya ini sudah di modifikasi dengan tempat pembakaran di bawah, diatasnya di siapkan tabung preon bekas dan pipa untuk mengeluarkan asap. 

Tempat produksi cuka kayu Koprabuh Gunung Sari yang siap memproduksi cairan cuka kayu.

“Drum besar tersebut di bagi menjadi dua bagian, atas dan bawah dimana untuk di bawah kayu yang akan di bakar untuk menghasilkan asap. Setelah dilakukan pembakaran asap yang dihasilkan akan keluar melalui cerobong pipa, dan dari cerobobg pipa itulah nantinya akan mengeluarkan tetesan cairan cuka kayu. Saat pembakaran di dalam drum, tidak boleh ada celah asap yang bocor, kecuali melalui pipa,” paparnya.

Saat melakukan demo produkasi cuka kayu di Koprabuh Gunung Sari ini, langsung disaksikan dan diarahkan CEO Koprabuh Yohanis Cianes Walean bersama tim.

Hayat juga mengaku peralatan yang digunakan ini relatif minim biaya, namun untuk drum tempat pembakarannya hanya bisa bertahan selama dua sampai tiga bulan pemakaian, dan harus diganti.

Sementara itu untuk produksi dari cuka kayu ini, dapat dihasilkan sebanyak 20 liter per 24 jam atau 12 liter cuka kayu perjamnya.

CEO Koprabuh Yohanis Cianes Walean memberikan arahan cara memproduksi cuka kayu kepada Koprabuh Gunung Sari.

CEO Koprabuh Yohanis Cianes Walean saat menyaksikan produksi dari enam drum yang digunakan Koprabuh Gunung Sari mengaku puas.

Menurutnya, cuka kayu atau asam kayu, adalah cairan yang di produksi dengan cara pirolisa atau dekomposisi termal dari proses produksi arang, dengan tingkat oksida rendah, ujarnya.

Ia menambahkan drum yang diisi dengan kayu bakar ini saat dilakukan produksi, tidak boleh bocor, sehingga asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut tidak keluar sehingga menghasilkan asap yang maksimal.

Yohanis menyebutkan, produk dari cuka kayu yang dihasilkan Koprabuh ini dengan merek Deasep. Sementara itu disinfektan yang dihasilkan ini mengandung 25 persen asam cuka, satu persen serai yang berfungsi sebagai pewangi alami serta 74 persennya dari air, jadi  sangat menjamin disinfektan Deasep ini sangat ramah lingkungan.

Produk Deasep ini memiliki warna yang berbeda, yakni coklat keruh seperti teh dan berbau alami. Adapun, penemuan dan pemanfaatan cuka kayu ini menurutnya bukanlah hal baru, karena cuka kayu ini sudah kerap digunakan oleh para petani untuk menyuburkan tanah atau bagi nelayan sebagai bahan pengawet ikan.

Proses produksi cuka kayu, dengan pembakaran kayu dari bawah.

“Selain itu kemudahan dari Deasep ini juga sangat membantu bagi petani karena selain mudah dan murah proses pembakaran juga mengunakan limbah kayu,” lanjut pria yang pernah meraih Guinness Book of Record dalam pemecahan rekor menanam 238.000 pohon.

Yohanis menyebutkan, intinya meskipun produk ini terbilang sederhana proses pengelolaannya, namun produk ini telah diklaim oleh Balai Litbang Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai salah satu produk Inovatif dan ramah lingkungan. Bahkan hand sanitizer dari cuka kayu yang diproduksi Koprabuh, sangat efektif dan cocok untuk memerangi Covid-19.

Bahkan saat Launching Disinfektan alami berbahan baku dari cuka kayu, di Jakarta, Rabu (1/7/2020) kemarin, produk ini menggunakan bahan baku organik tanpa menggunakan alkohol dan bahan kimia apapun. (vn)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar