VIVA Padukan Platform Televisi FTA dan Digital

 VIVA Padukan Platform Televisi FTA dan Digital

JAKARTA – Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (IDX-VIVA), Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, sejalan dengan geliat revolusi digital di Indonesia, industri televisi FTA harus mampu mempertahankan bisnis secara berdampingan. Asalkan, televisi FTA bisa menyajikan konten menarik dan relevan yang dapat dinikmati diberbagai platform, sehingga menambah jangkauan pemirsa.

“Dapat saya pastikan bahwa VIVA, tidak menutup mata dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. Faktanya, selama beberapa tahun terakhir kami telah melakukan persiapan guna menyambut revolusi digital,” kata Anindya, usai RUPS Tahunan di Bakrie Tower, Kompleks Rasuna Epicentrum Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Lebih jauh Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk menjelaskan, selama tahun 2018 ANTV berhasil mempertahankan peringkat sebagai stasiun televisi Tier-1 FTA dengan pencapaian rata-rata pangsa pemirsa sebesar 13,6 persen dan 10,7 persen pada April 2019.

Menurutnya, keberhasilan ini ditopang oleh perpaduan konten lokal dan asing seperti program Jodoh Wasiat Bapak, Menembus Mata Bathin, Masjid Tak Dirindukan, Pesbuker, Dev & Sona, Chandra Nandini, Marsha and The Bear hingga program news and sport Jejak Kriminal, paparnya.

“ANTV mampu merespons secara cepat kondisi tersebut sehingga ANTV dapat mencapai TVS sebesar 13,6 untuk tahun 2018 yang mendukung statusnya sebagai stasiun Tier-1 selama lima tahun berturut-turut,” jelas Anindya.

Ia juga menyebutkan, begitu pula dengan tvOne memberikan kontribusi positif tetap mengungguli pesaing dengan capaian TVS yang cukup jauh di atas pesaing, yakni sebesar 3,4 untuk pemirsa TV berita serta peringkat #1 di slot berita primetime dan program olahraga andalannya, ujarnya.

“Sejak olahraga beladiri andalan One Pride Mixed Martial Arts (MMA)  ditayangkan, program ini menjadi program peringkat teratas dan menghentak animo masyarakat dengan banyak berdirinya  sasana-sasana beladiri (boxing camp) yang semakin berkembang. Sehingga tvOne semakin mendapatkan tempat dihati pemirsanya. Terlebih lagi One Pride MMA kemudian menjalin kemitraan bersama Ultimate Fighting Championship (UFC) begitu juga dengan program Breaking News yang menjadi referensi utama bagi pemirsa di seluruh Tanah Air,” imbuhnya.

Ia juga mengakui, bisnis digital VIVA saat ini sedang tumbuh pesat dan melengkapi televisi FTA sebagai bisnis inti.

“Portal digital viva.co.id mencatat rata-rata jumlah pengunjung lebih dari 16 juta setiap bulan dengan rata-rata  89,7 juta kunjungan halaman setiap bulan,”ungkapnya.

Keberhasilan VIVA dalam menjalankan strategi tersebut dibuktikan oleh keberhasilan tvOne yang pada tahun 2018 mendapatkan dana dari Google News Initiative YouTube Innovation Funding, yang menunjukkan konten tvOne memang menarik, kata Anindya.

“tvOne kemudian mengembangkan multi channel melalui YouTube dengan konten-konten andalan tvOne seperti ILC, Damai Indonesiaku, One Pride Pro Never Quit-Indonesian MMA, dan Talkshow tvOne. Selain itu, tvOne juga menayangkan program web series di channel YouTubenya, antara lain web series Rindu dan web series Ingin,” jelas Anindya.

Begitu pula kata Anindya, untuk konten ANTV dapat dinikmati melalui website www.antvklik.com. Dimana ANTV mengembangkan multi channel serupa melalui YouTube seperti Best Pesbuker, Klik Bocah, Klik Misteri. Selain juga web series seperti web series Cek Kontrakan Sebelah, web series Maya dan web series 29 Maret.

Maka, dengan penyajian konten-konten menarik dari ANTV dan tvOne yang dapat dinikmati diberbagai platform, diharapkan dapat menjangkau khalayak secara luas terutama generasi muda dan semakin diperkuat melalui konten media sosial yang solid,” tambah Anindya.

Selanjutnya, Sekretaris PT Visi Media Asia Tbk Neil R. Tobing mengungkapkan, setidaknya tahun ini capaian pendapatan perusahaan, bisa menyamai apa yang sudah dicapainya di tahun 2017 lalu.

“Tahun 2017, VIVA mencatat perolehan pendapatan sebesar Rp 2,77 triliun. Sementara pada tahun 2018 pendapatan VIVA sebesar Rp 2,4 triliun. Bottom line target kami positif,” ujarnya.

Neil menyebutkan, upaya yang dilakukan VIVA untuk diversifikasi konten, melalui berbagai media seperti Youtube.

Ia  juga menjelaskan, lewat digital, tvOne menjadi kanal yang paling banyak memiliki subscriber, dengan jumlah sebesar 2,3 juta. Selanjutnya ANTV sebanyak 925 ribu subscriber dan viva.co.id sebanyak 380,7 ribu, jelasnya.

Tahun 2019 ini, industri televisi FTA diperkirakan tumbuh 2 hingga 3 persen. Untuk itu VIVA menargetkan agar bisa tumbuh lebih besar lagi, tambahnya.(van)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar