Sunarta : Jelang Pileg dan Pilpres, Jatim Harus Kondusif

 Sunarta : Jelang Pileg dan Pilpres, Jatim Harus Kondusif

SURABAYA – Menghadapi persiapan penyelenggaraan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim) harus bisa membuat kondisi daerah kondusif.

Demikian dikatakan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jatim, Sunarta.

Menurut Sunarta, apabila daerah kondusif, tentu akan mempengaruhi ketenangan masyakarat dalam berpesta demokrasi.

“Saya harus bisa menciptakannya, namun bukan berarti saya tidak menangani perkara-perkara yang saya tangani, bagaimana caranya perkara tetap jalan, dan daerah tetap kondusif,” kata Sunarta, saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung Kejaksaan Tinggi Jatim, Senin (11/02/2019) lalu.

Untuk strategi pelaksanaannya, lanjut Sunarta, tentunya harus mengedepankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), tetapi tidak lupa mengedepankan hati nurani.

Dijelaskannya, guna mensukseskan Pemilu 2019, dirinya pun sudah mempersiapkan Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu), baik itu yang ada di Kejati maupun di Kejaksaan Negeri (Kejari).

“Kalau ada kasus yang berkaitan dengan pemilu, Gakkumdu ini yang bergerak cepat. Kalau penanganan kasus-kasus lain yang ditangani Kejati Jatim, itu tetap berjalan,” ungkapnya.

Meski belum dijumpai pelanggaran tindak pidana Pemilu, baik dalam penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019 ini, Kejaksaan tetap optimis memantau sekecil apapun terkait tindak pidana Pemilu 2019.

Sunarta menyebutkan, Jatim merupakan daerah yang memiliki dinamika, sehingga menjadi barometer nasional, itulah yang menjadi tugas berat.

“Tapi saya yakin dengan kebersamaan dan kekompakkan, dan gubernur sebagai pimpinannya, Insya Allah, semua berjalan dengan lancar,” ujar Sunarta.

Perlu Pendekatan

Sebagai Kajati Jatim, Sunarta mengaku dalam melaksankan tugas di Kejaksaan, harus sesuai dengan tupoksi, selain itu juga selalu memegang standar operasional prosedur (SOP) yang ada.

Begitu pula, lanjutnya,  dari segi kemanusiaan harus dikedepankan. Karena daerah yang begitu besar tidak mudah melihat kompleksitas, masalah masih banyak, dengan pendekatan dari hati ke hati.

“Jaksa inikan manusia juga perlu pendekatan. Kalau masalah pekerjaan, tegas harus, tapi hati nurani harus berbicara,” paparnya.

“Jadi, ditugaskan menjadi Kajati Jatim, sudah merupakan tugas saya, apa yang sudah dimulai pendahulu, harus dilanjutkan apa yang menjadi tugas harus diselesaikan, itu merupakan tugas pekerjaan rumah saya sebagai Kajati,” tambahnya.

 

 

Sunarta optimis dan mampu apa yang menjadi beban di pundaknya. Pasalnya, semua tugas yang ia emban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, yakni dengan menggerakan seluruh potensi yang ada termasuk potensi para asisten, para koordinator, Kajari, dan para Kasi serta seluruh staf.

“Istilah Jawa Timur itu, dengan kebersamaan apapun yang berat menjadi ringan, dan yang ringan menjadi selesai,” ujarnya.

Perlu diketahui bersama, di Jawa Timur memiliki 38 Kejaksaan Negeri di bawah Kejati. Sementara itu Sunarta sendiri, sudah mengunjungi semua Kejari yang ada di wilayah Jatim. (van)

Foto : Istimewa

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar