Pemerintah Usul Tarif MRT Jakarta Rp8.500 – Rp10.000

 Pemerintah Usul Tarif MRT Jakarta Rp8.500 – Rp10.000

JAKARTA – Pemerintah mengusulkan untuk tarif Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta atau Ratangga Fase I, yang pengoperasiannya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret mendatang, kisarannya sebesar Rp8.500–Rp10.000.

“Pemerintah mengusulkan untuk tarif dengan rute HI ke Lebak Bulus berada di kisaran Rp. 8.500–Rp. 10.000,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menjajal MRT Jakarta Fase I dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Lebak Bulus dan Lebak Bulus ke Bundaran HI, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Dikutip dari setkab.go.id, Menhub menjelaskan bahwa masalah tarif MRT merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena hal tersebut berkaitan dengan subsidi.

“Mereka akan hitung komersialnya, berapa dan nanti subsidinya berapa, kemudian tarif nett-nya itu ditentukan oleh DKI,” kata Budi.

Sebelumya Wapres Jusuf Kalla mengemukakan, transportasi massal yang digunakan untuk publik harus disubsidi untuk menekan biaya operasional, sehingga bisa murah. Kalau tidak disubsidi, maka harganya akan mahal seperti taksi, ujarnya.

“Ya tidak ada di dunia ini angkutan umum yang tidak disubsidi, kecuali taksi. Angkutan umum massal semuanya  itu umumnya disubsidi,” ungkap Wapres.

Lanjut JK, maka rakyat akan memperoleh keuntungan ekonomis secara langsung. Sedangkan keuntungan ekonomis, akan diperoleh pemerintah dalam jangka panjang.

“MRT itu kreditnya 40 tahun, saya yakin uang tersebut tahun ini dapat menguntungkan secara bisnis,” ujarnya.

Ia menilai, MRT Jakarta telah memenuhi modal transportasi yaitu, nyaman, aman dan tepat waktu.

Moda transportasi ini, juga sangat ramah dengan disabilitas, di haltenya MRT menyediakan toilet khusus disabilitas, blok taktil, ruang kursi roda pada kereta api ke 3 dan 4, serta lantai yang selevel dengan peron dan evalator.

Mengenai pembangunan MRT Jakarta dari Bundaran HI ke Stasiun Kota (Fase IIA), Menhub Budi K. Sumadi menginformasikan, akan dilakukan Bulan Maret 2019. Sedangkan Stasiun Kota ke Ancol (fase IIB), akan dilakukan studi terlebih dahulu agar pembangunan lebih efektif.

“Untuk tahap ke II bulan depan sudah akan dimulai pembangunan, dari HI ke Stasiun kota. Sedangkan Stasiun Kota ke Ancol kita studi, kita harapkan keduanya selesai pada tahun 2024,” tambah Menhub. (hms/van)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar