Dedi Mulyadi Usulkan Sekolah di Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit di Bekali Kurikulum Tentang Sawit

 Dedi Mulyadi Usulkan Sekolah di Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit di Bekali Kurikulum Tentang Sawit

SUBANG – Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis bagi bangsa Indonesia salah satunya karena komoditas minyak kelapa sawit mengisi mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga pasar global maupun pasar biodiesel.

Satu komoditas kelapa sawit memberikan multiflier effect ekonomi Indonesia. Apa yang akan terjadi? Negeri ini akan makmur karena pelaku kelapa sawit dapat langsung dinikmati oleh masyarakat.

“Jadi Komoditas kelapa sawit merupakan produk yang memiliki effect yang sangat kuat. Ini yang disebut dengan ekosistem ekonomi, ketahanan ekonomi dan kemandirian ekonomi,” katanya saat menjadi keynoter speaker pada Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia 2022 di Subang, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Acara dengan tema Hilirisasi Kelapa Sawit Menuju Ketahanan Ekonomi Nasional merupakan hasil kerja sama antara Anggota Komisi IV DPR RI dengan Jaringan Indonesia Muda (JIM) dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Selain menghadirkan Dedi Mulyani, sosialisasi juga menghadirkan pembicara yakni Dosen & Praktisi Komunikasi Wulan Furie, M.I.Kom. Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Subang Wawa Tursatwa dan Wakil Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Agus Sutarman.

Dedi yang juga Politisi Partai Golkar itu menjelaskan kelapa sawit dapat melahirkan ketahanan ekonomi bangsa dan melahirkan kemandirian ekonomi bangsa bahkan kemandirian ekonomi keluarga. Oleh karena itu, katanya, BPDPKS harus mulai mulai mengarahkan anak-anak sekolah yang di sekitar industri kelapa sawit untuk mengenal lebih dalam tentang komoditas kelapa sawit.

Menurut dia, mereka harus diberi bekal pendidikan dengan kurikulum penanaman kelapa sawit, kurikulum peremajaan kelapa sawit, kurikulum teknologi pengelolaan pasca panen, dari produk inti sampai produk turunannya, diajarkan oleh sekolah di sekitar lingkungan industri kelapa sawit.

Nanti, anak-anak sekolah di daerah penghasil kelapa sawit akan menjadi kretatif. Pada saat industri kelapa sawit membutuhkan tenaga kerja, anak-anak yang sudah dididik tadi, siap mengisi kebutuhan tenaga kerja industri kelapa sawit.

“Jika ini terjadi, anak-anak sekolah yang dibekali pengetahuan kelapa sawit, pada saat daerahnya berubah karena industri kelapa sawit, ia akan menikmati kesejahteraan,” katanya.

Wulan Furie, Dosen dan Praktisi Komunikasi menjelaskan tentang TIPS menghadang kampanye negatif sawit. Dia menjelaskan, bagi generasi muda, buka wawasan tentang kelapa sawit. Jangan mudah terprovokasi, bisa tabayyun sebelumnya, misalnya dalam komunitas sawit baik dan generasi sawit. Kemudian aktif melaporkan situs berita-berita hoax yang tidak valid beritanya dan ilegal.

Dalam perspektif akademi, perlu membuat kerja sama penelitian guna mengedukasi sawit bagi dosen dan mahasiswa, kompetensi pembuatan produk disetiap kampus, bagi karya terbaik untuk dijadikan pilot project dalam rangka untuk mendorong jiwa kewirausahaan.

Agus Sutarman, Wakil Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) mengatakan kelapa sawit sudah hadir di Indonesia lebih dari 100 tahun dan terus berkembang hingga menjadi komoditas andalan Indonesia. “Kontribusinya sangat besar bagi perekonomian Indonesia,” katanya.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Subang Wawa Tursatwa mengatakan Pememerintah Kab. Subang mengatakan Subang berpotensi mengembangkan kelapa sawit. “Harapan kami, lahan terus berkembang dan harga kelapa sawit juga lebih baik lagi,” katanya.|rls

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar