Ada 201 Rumah Terendam Banjir di Kota Palopo

 Ada 201 Rumah Terendam Banjir di Kota Palopo

Palopo – Hujan intensitas tinggi disertai angin kencang memicu meluapnya air di beberapa titik Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan pada Jumat (12/8) pukul 22.25 WITA. Meluapnya air tersebut menyebabkan banjir yang menggenangi tujuh kelurahan di wilayah Kota Palopo.

Adapun tujuh kelurahan yang terdampak adalah Kelurahan Mancani di Kecamatan Tellu Wanua, Kelurahan Amassangan dan Kelurahan Dangerakko di Kecamatan Wara, Kelurahan Surutanga, Kelurahan Salotellue, Kelurahan Ponjalae di Kecamatan Wara Timur, dan Keluran Tamarundung di Kelurahan Wara Barat.

Banjir tersebut merendam 201 unit rumah warga dengan ketinggian muka air berkisar antara 50 hingga 70 sentimeter. Selain rumah warga, banjir juga berdampak pada 4 unit sekolah dasar.

Hujan yang disertai angin kencang itu juga menyebabkan beberapa pohon tumbang dan sempat menutup akses Jalan Poros Palopo ke Tanah Toraja. Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lapangan untuk membersihkan puing-puing pohon tumbang yang menutup badan jalan.

Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Sabtu (13/8), banjir di beberapa titik terpantau sudah surut. Akses jalan Poros Palopo ke Tanah Toraja yang sebelumnya sempat tertutup sudah kembali kondusif dan dapat dilalui masyarakat.

Peringatan dini cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hingaa Senin (15/8) Provinsi Sulawesi Selatan berpotensi mengalami hujan yang dapat disertai angin kencang.

Menyikap hal tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan waspada akan potensi bahaya banjir. Pemerintah daerah bersama warga dapat secara rutin dapat membersihkan saluran air, normalisasi sungai, serta menghijaukan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran sungai.

Apabila terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang, masyarakat diimbau untuk menjauhi pohon besar, papan reklame, serta bangunan yang mulai rapuh untuk meminimalisir kerugian akibat cuaca ekstrem.

Ismail

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar