Presiden Joko Widodo: Mencapai Indonesia Emas 2045 Butuh Perencanaan, Visi, dan Strategi 

 Presiden Joko Widodo: Mencapai Indonesia Emas 2045 Butuh Perencanaan, Visi, dan Strategi 

JAKARTA – Plh. Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Sri Purwaningsih menghadiri acara peluncuran Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 (Ranwal RPJPN) menuju Indonesia Emas 2045, beberapa waktu lalu di Djakarta Theater.

Dalam keterangannya yang diterima redaksi, Kamis (22/6/2023), Ranwal RPJPN menuju Indonesia Emas 2045 diluncurkan Presiden RI Joko Widodo yang dihadiri oleh para menteri Kabinet Indonesia Maju, kepala lembaga pemerintah non kementerian, para gubernur seluruh indonesia, kepala lembaga mitra pembangunan indonesia, Ketua Kamar Dagang dan Industri serta asosiasi pelaku usaha, para rektor dari universitas seluruh Indonesia, guru besar dan budayawan serta para generasi milenial yang berprestasi.

Pada kesempatan itu, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pada 2030, Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi. 68,3% dari total penduduk Indonesia akan berusia produktif.

“Hal ini terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Kondisi tersebut dapat menjadi peluang, tetapi juga menjadi bencana jika tidak dapat dikelola. Jadi, kita harus bekerja keras untuk memanfaatkan peluang ini,” kata Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo juga mengatakan Indonesia harus memiliki perencanaan taktis, visinya juga taktis, dan strategi besar yang taktis karena Indonesia berkompetisi dengan negara lain.

“Tidak bisa lagi kita memakai istilah-istilah absurd seperti pengembangan, penguatan, pemberdayaan. Jadi, harus to the point apanya, harus taktis apanya untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045,” imbuh Presiden Joko Widodo.

Menurut Presiden Joko Widodo, terdapat tiga hal pokok yang menjadi unsur penting dalam pembangunan manusia, yakni stabilitas bangsa yang terjaga, keberlanjutan dan kesinambungan, serta sumber daya manusia yang berkualitas.

“Jangan hanya menang dari segi jumlah, tetapi juga harus dari segi kualitas SDM, baik secara fisik, skill, karakter produktif, dan karakter disiplin yang harus dibenahi secara total, termasuk pengusaan Iptek,” terang Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo juga membahas pentingnya pembangunan Indonesia sentris serta pentingnya hilirisasi industri karena hal ini nantinya akan menciptakan ekosistem besar yang memerlukan kerja detail dan pengecekan di lapangan.

“Indonesia memiliki potensi besar seperti nikel, rumput laut, dan lainnya, tetapi jangan diekspor mentahan. Harus barang setengah jadi atau jadi,” ungkap Presiden Joko Widodo.

Berkaitan dengan IKN, Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini 56% penduduk Indonesia yang berarti 149 juta ada di Pulau Jawa. Dari 17.000 pulau yang terdapat di Indonesia, artinya Pulau Jawa sudah sangat padat. Untuk itu, IKN harus diperkuat, dilanjutkan, dan ditingkatkan.

“Indonesia emas tidak hadir secara otomatis. Butuh direncanakan dengan baik, butuh fokus yang sama, dan butuh panduan haluan. Bagaimanapun baiknya sebuah perencanaan, akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan kemampuan eksekusi yang baik. Untuk mencapai Indonesia emas, sangat dibutuhkan smart execution dan smart leadership oleh strong leadership yang berani dan pandai mencari solusi serta mempunyai nyali,” tegas Presiden Joko Widodo.

Guna memastikan tercapainya tujuan pembangunan Indonesia, Presiden Joko Widodo menilai penyusunan RPJPN 2025-2045 yang berperan sebagai dokumen perencanaan pembangunan 20 tahunan telah melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang berkontribusi untuk menajamkan target dan sasaran pembangunan agar mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.

Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa selaku Ketua Panitia Acara Peluncuran Ranwal RPJPN 2025-2045 menuju Indonesia Emas 2045 mengatakan proses penyusunan RPJPN 2025-2045 merupakan yang kedua kali pada masa reformasi serta telah melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mendapatkan masukan agar dipadupadankan dan intensifikasikan dalam rangka untuk memperkaya Rancangan Awal RPJPN 2025-2045 sebagai upaya bersama untuk mencapai dan menjemput Indonesia Emas 2045.

“Tahun 2045, bangsa Indonesia diharapkan akan menjadi negara dengan pendapatan per kapita setara negara maju. Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 30.300 per kapita atau akan mencapai USD 21.000 pada 2037,” kata Suharso.

Lebih lanjut, Suharso menambahkan visi Indonesia Emas 2045 juga menargetkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kepemimpinan dan pengaruh yang kuat di dunia internasional dengan kemiskinan mendekati 0% dan ketimpangan berkurang.

Untuk mewujudkan target tersebut, Suharso menyebut RPJPN 2025-2045 telah merumuskan 8 agenda pembangunan, 17 arah pembangunan yang diukur melalui 45 indikator utama pembangunan dan disertai dengan ratusan indikator lainnya yang melekat pada 45 indikator utama.

Sementara itu, dalam menghadapi megatren global yang didorong disrupsi teknologi, Indonesia harus mampu menciptakan perubahan. “Generasi muda Indonesia, strategi besar yang kita perlukan adalah strategi yang utamanya adalah industrialisasi sebagai salah satu jawaban untuk membangkitkan, mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta harus fokus pada industri-industri tertentu, pertumbuhan industri manufaktur diharapkan dapat lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sehingga kontribusinya terhadap industri manufaktur terhadap PDB dapat mencapai 30%,” terang Suharso.

Suharso menilai dibutuhkan kerja sama, kolaborasi, bahu membahu dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 serta bersama-sama menyelesaikan Undang-Undang tentang RPJPN 2025-2045 pada September mendatang untuk menjadi acuan bagi semua. |rls

Berita Terkait