Wisuda BEKAL Pemimpin 2.0, Cetak 58 Calon Pemimpin Perubahan Pengelola Sumber Daya Alam
JAKARTA – United In Diversity (UID) menegaskan komitmennya mendukung pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satunya melalui program beasiswa bertajuk “BEKAL (Bersama Kelola Alam Adil Lestari) Pemimpin”.
Beasiswa BEKAL Pemimpin ini diberikan untuk para Emerging Leader yakni para pemimpin muda ataupun calon pemimpin yang usianya masih dibawah 40 tahun.
Hari ini (12/9/2021), BEKAL Pemimpin melaksanakan kelulusan angkatan kedua, dengan mencetak 58 lulusan dari 22 Provinsi di Indonesia yang siap untuk menjadi pemimpin muda di bidang lingkungan yang mampu menggerakkan transformasi sosial menuju pengelolaan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berkearifan lokal.
Program BEKAL Pemimpin ini menghasilkan 10 kelompok prototype solusi yang memunculkan benih-benih perubahan positif di berbagai sektor dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA).
Dalam sambutannya, Dr. Suyoto selaku Vice President UID, menyampaikan BEKAL Pemimpin hadir untuk mewujudkan kontribusi bagi Indonesia dan dunia dalam membangun karakteristik para calon pemimpin masa depan.
“Salah satu misi dari UID adalah menumbuhkan dan membina kader generasi penerus pengelola sumber daya alam (SDA). Melalui Program BEKAL Pemimpin kami berharap prototyping yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi bagi Indonesia dan dunia melalui pengelolaan SDA, karakteristik pemimpin dan peningkatan sosial, budaya dan teknologi,” ungkap pria yang akrab disapa Kang Yoto ini.
The David & Lucile Packard Foundation yang diwakili oleh Mr. James McCaul menyampaikan dukungan yang diberikan kepada program BEKAL Pemimpin adalah untuk memberikan dorongan bagi organisasi untuk mencetak pemimpin yang memiliki karateristik dalam pengelolaan SDA untuk kemajuan bersama. “Cukup jarang organisasi yang mendukung kegiatan seperti ini. Kami melihat dengan dukungan yang diberikan dapat menciptakan masa depan Indonesia dan dunia melalui pengolalan SDA yang baik,” jelas James.
Dihadiri oleh beberapa pejabat negara diantaranya Wakil Ketua MPR Lestari Murdijat, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ALue Dohong dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra. Dalam sambutannya Wakil Ketua MPR Lestari Murdijat mendukung penuh kegiatan ini dan berpesan kepada para lulusan bahwa ini adalah merupakan perjalanan luar biasa. “ Selamat kepada para lulusan BEKAL Pemimpin angkatan ke 2. Ini adalah perjalanan yang luar biasa, bekal untuk anda semua sebagai calon pemimpin untuk dapat memberikan kontribusi kepada Indonesia dan dunia melalui proses learning journey dan life journey, ” jelas Wakil Ketua MPR Lestari Murdijat.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengapresiasi dan berharap agar prototype yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik. “Saya apresiasi kepada para peserta yang sudah mengikuti BEKAL Pemimpin 2021 semoga dapat memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat. Terutama bagi para peserta yang bergerak dibidang pembangunan berkelanjutan dan berbasis konservasi,” ujar Wamen LHK kepada para peserta.
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra , yang turut hadir dalam acara pelulusan penerima beasiswa BEKAL Pemimpin menyambut baik program yang dilakukan oleh UID. Menurutnya, semakin banyak BEKAL Pemimpin yang seperti ini yang bisa diciptakan, maka pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik akan menjadi lebih cepat.
Para lulusan BEKAL Pemimpin pun mengungkapkan kebanggaan dan kesiapannya dalam menjalankan prototyping yang telah disetujui. Simon Rafael, salah satu lulusa BEKAL Pemimpin dari The Salvation Army Indonesia dengan prototyping “Kepak Emas” mengungkapkan kegiatan ini harus memberikan dampak bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain. ”Di BEKAL Pepmimpin, kami dipersatukan frekuensi agar dapat menyatukan resonansi terbaik untuk masyarakat, alam dan juga mewujudkan prototype yang telah kami rancang” papar Simon kepada para peserta.
Lulusan lainnya adalah Maya Patriani dari Yayasan Konservasi Alam Indonesia dengan prototypingnya Bhuna NHIMM mengungkapkan kebanggaanya bisa bergabung dalam kegiatan yang sangat membangun. “Tidak banyak lembaga yang bisa memberikan kegiatan semacam ini. Bekal yang diberikan di acara ini sangat luar biasa karena berasal dari panitia dan narasumber yang luar biasa”, papar Maya saat kelulusan daring.
Adapun ke 10 (Sepuluh) ide prototyping tersebut yaitu:
Kepak Emas
Membuat forum multi-stakeholder yangpeduli dan menjaga ekosistem dankelestarian burung Junai Emas sebagai ikon kebanggaan lokal di kawasan Wallacea, Halmahera Tengah.
Buna NHIMM
Membina kolaborasi pelestarian alam dan budaya dalam kain tenun tradisional Desa Bannae, Timor Tengah Utara, Nusa TenggaraTimur.
Tani Muda
Mempromosikan peran pemuda dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan,berkeadilan dan berkearifan lokal di Desa Cidadap, Cianjur, Jawa Barat.
Merdeka Indonesia
Menciptakan model ekonomi sirkular baru bagi nelayan skala kecil di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Kelompok Sakil
Mempromosikan ketahanan pangan di Kampung Sanggase, Merauke, Papua yang berkelanjutan, berkeadilan dan berakar lokal.
Pasar Rakyat Bali
Sistem ketahanan pangan sehat berkelanjutan dan berbasis kepualauan di Tamblingan, Bali.
Melajah Alam
Meningkatkan kesadaran akan nilai-nilaikonservasi bagi generasi muda di Jembrana, Bali.
Warkop Indonesia
Pengelolaan kopi yang berkelanjutan,berkeadilan dan berakar pada kearifan lokaldi Manglayang, Bandung, Jawa Barat.
Mangi-Mangi Warrior Raja Ampat
Mengembangkan ketahanan pangan sehatberkelanjutan berbasis bakau di Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Ambai Lestari
Mengawal penyusunan Peraturan Kampung untuk pengelolaan potensi Sumber Daya Alam Darat,Pesisir dan Laut yang berkelanjutan di DistrikKepulauan Ambai, Papua.
Sekilas tentang BEKAL Pemimpin
Mencita-citakan pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal yang telah menjaga planet kita dari generasi ke generasi – dengan berinvestasi pada manusia, tempat, dan potensi.
BEKAL Pemimpin memahami bahwa untuk menggeser arus utama pengelolaan modal alam kita menuju keadilan dan keberlanjutan, perlu adanya perubahan sistemik. Kami juga memahami bahwa ada titik buta dalam pemahaman kita tentang sistem: kegagalan untuk mengenali bahwa cara kita hidup, berpikir, dan berperilaku pada akhirnya adalah pendorong utama dampak sistemik yang kita rasakan bersama — melalui pilihan yang kita buat, dan melalui hubungan, institusi, kebijakan, dan sistem yang kita buat dan terapkan setiap hari.
Oleh karena itu BEKAL Pemimpin memilih untuk berinvestasi dalam peningkatan kesadaran dan kapasitas kepemimpinan sistem para pelaku yang merupakan penggerak utama praktik pengelolaan sumber daya alam kita.
Dengan menggalang mikrokosmos sistem — tokoh masyarakat, aktivis, akademisi, pelaku usaha, masyarakat adat, perwakilan pemerintah, dan media — kesadaran dan kapasitas kepemimpinan ini tidak hanya mengubah individu, tetapi juga membangkitkan kesadaran yang lebih holistik dan keyakinan untuk melakukan aksi di tingkat kolektif untuk bersama-sama menciptakan perubahan yang diperlukan untuk masa depan bersama yang lebih baik. (rls)