Toto H Sapto Widodo : Mengelola Hotel Itu Perlu Seni Tersendiri

 Toto H Sapto Widodo : Mengelola Hotel Itu Perlu Seni Tersendiri

SLEMAN – Mengelola manajemen sebuah hotel tersebut tidaklah mudah, terutama jika yang dikelola itu merupakan hotel berbintang.

Namun bagi mantan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman yang sudah melanglang buana memimpin hotel, diakuinya mengelola Manajemen Hotel tersebut, memang tidaklah mudah.

“Sebenarnya ilmu yang ada di bangku kuliah itu sudah lengkap. Artinya begini, apa yang diajarkan dibangku kuliah itu berdasarkan teori. Tentunya teori itu pasti diukur, teruji dan  terbukti,” kata Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, yang juga General Manager Cakra Kusuma Hotel Yogyakarta, Toto H Sapto Widodo SE, saat di temui di Sleman beberapa waktu lalu.

Lebih jauh Toto menjelaskan, dalam menjalankan pekerjaannya sebagai Manager Hotel, ia pun menerapkan sistem balance scorecard atau pengukuran dan penilaian kinerja, dimana memiliki empat tingkatan.

Bagi mantan General Manager Hotel Royal Tretes View Malang, penerapan balance scorecard  itu penting dilakukan, dari mulai yang pertama paling bawah atau proses pembelajaran, kemudian kedua internal bisnis proses atau mempraktekan dari hasil belajar tersebut, dan ketiga mencapai customer service fiction, serta yang terakhir yang akan dicapai adalah financial performance, ujarnya.

Sementara itu, Toto menyebutkan istilah learning and gross ini, bukan hanya diterapkan kepada karyawan saja, akan tetapi diterapkan juga kepada owner. Memang belajarnya itu, tidak di dalam kelas. Namun melihat kenyataan langsung keberadaan dilapangan, baik itu perkembangannya, bahkan tehnologi yang digunakan.

“Untuk itu owner dengan uang yang dia miliki, maka dia melakukan internal bisnis proses, untuk mengaplikasikan apa yang sudah dilihatnya dan itu bisa ditiru dalam hal penerapannya,” jelas mantan General Manager Hotel El John Indonesia Bangka.

Dalam hal menjalankan marketing sebuah Hotel, Pengurus DPD PHRI DIY di Bidang Advokasi dan Hukum ini, mengaku dirinya menggunakan konsep 8 P, yang biasanya orang hanya menggunakan 7 P, yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process serta Physical evidence dan Pray.

Ketika ditanya pengalamannya saat memimpin Hotel, penggemar motor trail ini mengungkapkan, selama 31 tahun memimpin hotel, banyak hal yang mengembirakan, namun ada pula yang membuat susah, dan ada juga yang lucu. Itu semua harus diterima. “Saya itu tidak kaget lagi dengan permasalahan tamu seperti itu, dan biasa  ditemui dilapangan,” ujarnya.

Ia menceritakan pengalamannya saat menjadi General Manager Hotel di Bali, pada waktu itu tamunya orang bule yang meng klaim kamera yang dia miliki hilang di Hotel, tapi Toto tahu orang tersebut hanya ingin meng klaim travel insurance saja, maka ia pun menyarankan agar kehilangan itu dilaporkan kepada pihak Kepolisian, tuturnya.

Menjawab dalam hal memimpin karyawan, ternyata pengemar Mobil jenis Jeep ini, memiliki resep tersendiri, menurutnya hal tersebut harus dilihat dari budayanya.

“Dalam memimpin karyawan hotel itu harus menggunakan pendekatan budaya,” katanya.

Meninggalkan Bangku Kuliah

Awal mulanya pria asli Jogyakarta ini  menceritakan saat dirinya menjadi karyawan Hotel, waktu itu ia melamar diterima bekerja di Hotel sebagai reseptionis tahun 1987, dan meninggalkan bangku kuliah, pada saat itu Toto mengambil jurusan bahasa Inggris.

Baginya, menerima uang gaji bulanan itu sangat menyenangkan, bahkan kuliahnya pun sempat terbengkalai. Namun pada akhirnya ia melanjutkan kembali studinya, setelah sadar bahwa pendidikan itu sangat diperlukan.

“Saya bertemu dengan dosen waktu itu, yang selalu memberikan nasehat, agar meneruskan kembali kuliah yang sempat tertunda, akhirnya saya dapat menyelesaikan kuliah S1 dan meneruskan kembali S2,” kenang pemegang Sabuk Hitam Dan I Perguruan Aikido.

Sampai saat ini, ia menekankan kepada  putranya, “pendidikan itu kewajiban, itu tidak berbanding lurus dengan rezeki. Rezeki itu milik Allah. Ngak ketuker waktunya, ngak ketuker jumlahnya, itu semua milik Allah, apapun rezekinya, rezeki duit, rezeki kesempatan,” tambah Toto yang menjadi General Manager sejak tahun 2005.(van)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar