Polsek Kembangan Gencarkan Kampanye Anti Tawuran di Sekolah dan Pusat Keramaian
Tidak Kendor, Libas Habis Mafia Bola
JAKARTA – Forum Wartawan Polri, menyelenggarakan diskusi Pojok Semanggi, yang mengambil tema, “Libas Habis Mafia Bola”, kegiatan tersebut berlangsung di Balai Wartawan Polda Metro Jaya, Jumat (153/2019).
Dalam diskusi Pojok Semanggi tersebut menyinggung mengenai Satuan Tugas (Satgas) anti mafia bola, diharap tidak mengendorkan semangat Satgas, untuk melibas habis semua praktik yang menyangkut mafia sepak bola di Indonesia.
Sementara itu pengamat sepak bola Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, mengungkapkan, Satgas ini bisa dan terus bergerak dengan intensitas tinggi untuk tujuan tersebut, ujarnya.
“Gurita mafia bola, sudah mengotori kolam sepak bola Indonesia dan menularkan penyakit ke banyak ikan yang ada di dalamnya. Untuk kembali menyehatkannya, tak ada jalan lain kecuali harapan kita agar Satgas Anti Mafia Bola Polri, membersihkan kolam kotor tersebut, dimana harus mengkuras airnya, angkat semua ikan-ikan yang sakit serta ganti ikan-ikan baru yang sehat,” kata Akmal.
Ia menyebutkan, saat ini masih ada kekhawatiran di masyarakat, upaya pemberantasan mafia bola tersebut, tak akan selesai hingga tuntas. Pasalnya, Satgas anti mafia bola, hanya punya waktu kerja enam bulan sejak dibentuk oleh Kapolri, pada 21 Desember 2018 tahun lalu.
“Satgas terus bergerak, bahkan sudah menetapkan 16 tersangka. Namun jika masa kerjanya sudah habis, bagaimana kelanjutan bersih-bersihnya?,” ungkap Akmal.
Sementara itu, Kepala Anev Satgas Anti Mafia Bola Polri, Kombes Pol Edi Ciptanto mengatakan, pihaknya terus bekerja secara maksimal, dalam hal ini menyelidiki dan mengembangkan perkara yang sudah ditangani.
“Sejak dibentuk, kami sudah mendapatkan lima perkara, dari lima laporan. Bahkan 16 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan enam di antaranya ditahan,” ujar Edi.
Ia juga menjelaskan, dari lima perkara tersebut, pihaknya harus fokus untuk menyelesaikan dua perkara penyidikan, yakni kasus laporan Persibara Banjarnegara dan VW agar bisa segera dilimpahkan untuk disidangkan, ungkapnya.
“Tapi kami juga tetap melakukan penyelidikan untuk laporan lain yang baru masuk,” ujar Edi.
Hal yang sama juga disampaikan, Wartawan Olahraga, Kesit B Handoyo dimana ia menyatakan seluruh media di Indonesia, saat ini sangat peduli dan fokus dengan upaya bersih-bersih Satgas Mafia Bola Polri.
“Media punya perhatian besar terhadap kerja keras Satgas antimafia bola untuk menyelesaikan dugaan praktik mafia bola di tanah air. Karenanya kami sangat berharap Satgas tak sampai ‘masuk angin’ dan anti klimaks ketika menjalankan tugasnya,” ujarnya.
Dukungan terhadap Satgas juga datang dari unsur pendukung sepak bola, Helmi Atmadja, yang menyatakan harapan besar kepada Satgas untuk memberantas mafia bola.
“Kami datang ke stadion untuk mendukung tim kami dan berharap mendapat pertandingan yang menarik dan fair. Bukannya datang untuk menonton laga yang hasil akhirnya sudah diatur sebelumnya,” ujar Helmi.
Untuk itu ia mendukung penuh kerja Satgas untuk memberantas mafia bola di Indonesia. Sebab kami ingin sepak bola di Indonesia berprestasi dan bersih dari praktik mafia bola, jelasnya. (van)