DAERAH

Program Bangga Kencana, Upaya Pemerintah Bersama Anggota Komisi IX Cegah Stunting

TEGAL – Empat tahun terakhir, angka stunting di Jawa Tengah turun lebih dari 50 persen. Di 2018, angka stunting di Jateng sebesar 24,4 persen dan pada 2022 lalu, hanya tersisa 11,9 persen.

Penurunan ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif antara Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Meskipun demikian, potensi stunting pada anak tetap perlu diwaspadai dan diupayakan pencegahannya.

Menyadari pentingnya pencegahan stunting pada anak, Pemerintah melalui BKKBN kembali menggelar Sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani pada Kamis (16/10/2023) kemarin.

Acara yang berlangsung di Balai Desa Karaangdawa, Margasari, Kabupaten Tegam ini turut dihadiri oleh Tambudi selaku Subkor Data dan Informasi Dinas P3AP2KB Kabupaten Tegal, Sri Rahayu selaku Sekretaris Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, dan Ari Dwikora Tono selaku Inspekur Utama BKKBN.

Dalam kesempatan itu, Inspektur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono menjelaskan tugas pokok BKKBN yang dulu bernama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional berubah menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tersebut.

“Jadi ke depan memang tugas pokok BKKBN adalah mendampingi keluarga Indonesia untuk lebih berkualitas, karena menurut Bapak Presiden Jokowi bahwa Indonesia maju itu pondasinya adalah keluarga yang berkualitas,” jelas Ari.

Menurut Ari, keluarga yang berkualitas itu didukung dengan anggota-anggotanya, manusia-manusianya yang berkualitas. Ia pun menyinggung program Jokowi soal Indonesia Emas pada 2045 yang mencanangkan Indonesia Maju.

“Indonesia Maju itu seperi apa? Indonesia Maju itu pemerintahannya kuat, demokratis, dan bersih; kemudian pembangunannya merata dan inksusif; juga ekonominya maju dan berkelanjutan. Tetapi untuk mencapai Indonesia Maju itu dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,” ungkap Ari.

“Salah satu yang menggangu kualitas SDM adalah ketika bayinya stunting. Nah, merdekakan anak Indonesia dari stunting. Jadi kalau anak atau bayi kita stunting itu dia tidak tumbuh fisiknya secara baik juga perkembangan otaknya tidak secerdas anak lain yang tidak stunting,” imbuhnya.

Subkor Data dan Informasi Dinas P3AP2KB Kabupaten Tegal, Tambudi menambahkan bahwa stunting itu bukan merupakan penyakit, karena penyebabnya karena kekurangan gizi. Menurut data, kata dia, 3 dari 10 anak mengalami stunting.

“Jadi dampaknya nanti ketika mereka sudah bersekolah, 7 anak naik kelas terus sementara yang 3 anak tidak naik kelas. Lalu harapan kita semua 10 anak itu tadi harus naik kelas terus, jadi anak yang pintar,” ujar Tambudi.

Senada dengan Tambubudi, Sekretaris Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, Sri Rahayu membagikan tips atau cara untuk mencegah stutnting, yang ia beri nama 4T.

“Untuk mencegah stunting ingat 4T! T pertama itu terlalu muda. Jadi kalau mau menikah itu umurnya harus sudah memenuhi syarat, bagi yang perempuan umurnya minimal 21 tahun, sementara laki-laki 25 tahun,” ungkap Sri.

“Kemudian T kedua yaitu terlalu tua. Nah, bagi yang menikahnya saat umur 35 tahun anaknya cukup 2 saja dan jarak melahirkan ke hamil laginya itu minimal 3 tahun. Lalu T ketiga terlalu sering dan terakhir T keempat terlalu banyak anak,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani menegaskan jika saat sosialisasi program Bangga Kencana tersebut dirinya tidak sedang berkampanye atau tidak memiliki kepentingan apapun selain mengabdi kepada masyarakat.

“Saya mau cerita, walaupun hari ini ada Bawaslu, ada Danramil dan dari Polsek, tapi jangan lupa apapun yang saya katakan di sini adalah hak saya sebagai anggota DPR RI yang masih menjabat sampai bulan Oktober tahun 2024,” pungkas Dewi.

Ilham

Related Articles

Back to top button