Penghargaan Indeks Kota Toleran 2018
JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengapresiasi penyerahan Penghargaan Indeks Kota Toteran 2018, yang diselenggarakan oleh Setara Institute, di Hotel Ashley Jakarta, Jumat (7/12/2018).
“Ini sesuatu hal yang menarik, mengingatkan kepada kita Indonesia adalah negara yang majemuk, kita merdeka karena adanya berbagai agama, suku, golongan, bahasa, etnis, budaya menjadi satu Bhinneka Tunggal Ika,” kata Tjahjo.
Dikutip dari kemendagri.go.id, Mendagri sangat mengapresiasi Setara Institute, yang sudah berkomunikasi dengan Kemendagri selama tiga tahun yang lalu, punya ide dan gagasan ini, sehingga ini menambah wawasan bagi semua termasuk para kepala daerah yang terpilih.
“Menjadi kepala daerah itu, bukan karena suku apa, agama apa, golongan apa. Tetapi karena dipilih oleh masyarakat di daerah itu yang beragam,” ungkapnya.
Tjahjo juga menegaskan, terpilihnya kepala daerah dilihat dari sisi prestasi, dedikasi, loyalitas dan kesetaraan bangsa.
“Bagi saya penting sekali, karena tantangan bangsa semakin komplek dengan segala dinamikanya. Akan melahirkan pemimpin di semua lini apapun masyarakat Indonesia, yang Berpancasila saling menghargai satu sama lainnya,” jelasnya.
Tahun 2018 ini, 10 kota yang memiliki skor toleransi tertinggi, yaitu Singkawang (6.513), Salatiga (6.477), Pematang Siantar (6.280), Manado (6.030), Ambon (5.90), Bekasi (5.890). Kupang (5.857), Tomohon (5.833), Binjai (5.830) dan Surabaya 95.823).
Tahun ini, terdapat 10 kota dengan skor toleransi terendah, yaitu secara berurutan, Tanjung Balai, Banda Aceh, Jakarta, Cilegon, Padang, Depok, Bogor, Makassar, Medan dan Sabang.(pen/van)