
Pakualaman Kedepankan Pendidikan Kebudayaan Tanpa Meninggalkan Pemikiran Modern
Yogyakarta, mimbar.co.id Dosen Fakuktas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sri Ratna Saktimulya mengungkapkan, Paku Alam I memiliki sikap terbuka dalam melakukan kontak dengan bangsa barat. Namun, Paku Alam I sebagai pendiri Kadipaten Pakualanan sangat berhati – hati dalam bersikap terhadap penguasa kolonial, baik Inggris maupun Belanda.
“Diplomasi kooperatif yang dikembangkan agar keluarga Kadipaten Pakualaman juga mendapatkan manfaat dari hubungan baik itu sesuai dengan takarannya. Dalam hal ini Paku Alam I dapat memainkan perannya secara luwes” jelas Sri Ratna dalam Dialog Budaya di Kagungan Dalem Kepatihan, Kadipaten Pakualaman, Jumat malam, (2/5/2025).
Sikap terbuka tersebut, sambungnya, menjadi ruh keturunan Paku Alam I yang pada akhirnya diwujudkan oleh Paku Alam V dengan memberi kesempatan kepada anggota keluarga dan kerabatnya untuk mengenyam pendidikan barat.
“Meski demikian kerabat Pakualaman sangat menekankan urgensi pendidikan kebudayaan dalam pembentukan kepribadian anggota keluarganya. Dan penguasaan kesustraan dan seni tari merupakan bagian intregral dalam sistem pendidikan kerabat Pakualaman” jelas istri Kanjeng Rimawan ini.
Menurut Sri Ratna, fusi antara unsur-unsur pemikiran modern yang sangat menghargai keterbukaan dan perbedaan pendapat dengan warisan tradisi yang sangat menekankan penguasan diri dan harmoni dapat dikatakan merupakan karakteristik intelektual Pakualaman. Karakteristik ini dapat digunakan sebagai salah satu pilar pengembangan Kadipaten Pakualaman pada masa depan.