Mahasiswa UMBY Sulap Limbah Minyak Jelantah Jadi Lilin

 Mahasiswa UMBY Sulap Limbah Minyak Jelantah Jadi Lilin

Magelang – Bagi sebagian masyarakat limbah minyak jelantah atau minyak sisa pengorengan diangaap menjadi limbah runah tangga. Namun tidak bagi mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).

Bagi mahasiswa UMBY, limbah minyak jelatantah tersebut bisa disulap atau dimanfaatkan menjadi lilin.

Guna memberikan bekal pemanfaatan limbah jelantah, Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN-PPM UMBY) kelompok 71 menggelar pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah hasil rumah tangga menjadi lilin warga Bringin, Srumbung, Magelang.

Dalam releasenya yang dikirimkan ke redaksi mimbar.co.id, Senin (21/8/2023), pelatihan dilakukan di posko KKN 71 dengan diikuti ibu-ibu warga Dermo I yang masing-masing mewakili tujuh RT.

Dijelaskan, limbah minyak jelantah yang dihasilkan dari kegiatan memasak di rumah tangga dapat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, KKN kelompok 71 mengelar pelatihan dan mengajarkan masyarakat cara mengolah limbah minyak jelantah agar menjadi barang yang bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan.

Harapannya lilin dari minyak jelantah tersebut dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari maupun diperjualbelikan sehingga memiliki nilai ekonomi.

“Pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin bertujuan untuk memberi edukasi ibu-ibu bahwa limbah minyak jelantah berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, kami menawarkan alternatif dalam pengelolaan limbah minyak jelantah salah satunya diolah menjadi lilin,” jelas ketua KKN 71 sekaligus pemateri, Ardifa Dwi Afriani.

Sebelum memulai pelatihan, Ardifa tmenyampaikan beberapa materi yang berkaitan dengan limbah minyak jelantah. Seperti pengertian minyak jelantah, ciri minyak jelantah yang sudah tidak dapat digunakan, dampak penggunaan minyak jelantah terhadap kesehatan, dampak minyak jelantah terhadap lingkungan, serta peraturan tentang pembuangan limbah minyak jelantah.

Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah minyak jelantah, stearin/stearic acid, sumbu lilin, gelas/wadah kaca, pewarna crayon/oil pastel, minyak kayu putih, dan arang. Selain itu dijelaskan juga kegunaan masing-masing bahan dalam proses pembuatan lilin minyak jelantah dan opsi pengganti apabila tidak memiliki atau sulit menemukan bahan tersebut.

Mahasiswa juga memfasilitasi beberapa bahan diantaranya stearin/stearic acid dan sumbu lilin kepada masing-masing peserta pelatihan agar peserta dapat mempraktikkan pembuatan lilin secara mandiri di rumah.

Pada sesi praktik, ibu-ibu dibagi menjadi tiga kelompok dengan didampingi oleh mahasiswa KKN kelompok 71. Praktik dimulai dengan mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, dilanjutkan dengan mencampur dan memasak bahan-bahan sampai menjadi larutan lilin, terakhir menuang lilin ke dalam gelas kaca dan menunggu lilin mengeras. Setelah jadi, hasil lilin dari minyak jelantah yang sebelumnya sudah dibuat dan dikemas cantik kemudian dibagikan kepada seluruh peserta pelatihan.

Salah satu peserta pelatihan, Sri Nurwanti mengatakan pelatihan ini sangat menarik dan memberikan informasi baru. “Kami dapat memanfaatkan barang-barang tidak terpakai di rumah seperti minyak jelantah, gelas kaca bekas, dan crayon bekas milik anak-anak. Saya tertarik untuk mencoba di rumah dengan menggunakan bahan yang sudah diberikan dan bahan tambahan lain yang sudah tersedia di rumah,” ujar Sri Nurwanti.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kelompok 71, Setyo Utomo mengapresiasi terhadap pelatihan ini. “Pemanfaatan limbah merupakan hal yang harus dilakukan. Kepedulian mahasiswa KKN terhadap limbah minyak goreng sangat baik untuk mendukung program pemerintah kaitannya dengan kesehatan lingkungan dan kesehatan individu.

Selain itu sekaligus memupuk jiwa kewirausahaan menggunakan bahan baku limbah yg murah dan berkelanjutan” jelas Setyo Utomo. | Anjar

Berita Terkait