Hadapi Cuaca Ekstrem, PT KAI Diminta Bentuk Task Force

 Hadapi Cuaca Ekstrem, PT KAI Diminta Bentuk Task Force

FOTO : Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, saat wawancara bersama awak media di KRL Jabodetabek, Kamis (4/4). (Kemenhub).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi  meminta PT KAI untuk membentuk tim khusus guna mencari cara antisipasi menghadapi cuaca ekstrem yang sering mengganggu operasional kereta Commuterline Jabodetabek.

Hal tersebut dilakukan untuk merespons kondisi cuaca ekstrem hujan disertai petir yang melanda sejumlah daerah beberapa waktu belakangan ini. Kondisi ini juga yang mengakibatkan terganggunya operasional sejumlah moda transportasi termasuk kereta Commuterline Jabodetabek yang beberapa kali mengalami gangguan persinyalan dan sistem kelistrikan sehingga berhenti beroperasi.

Kondisi tersebut berdampak langsung pada masyarakat pengguna Commuterline Jabodetabek yang harus menggunakan moda transportasi lain.

“Jangka pendek saya minta kepada PT KAI untuk membuat task force (satuan tugas – satgas) untuk menyelesaikan pekerjaan itu jadi secara khusus katakan berkaitan dengan petir sudah dibentuk suatu tim untuk menganalisa beberapa kejadian itu menyelesaikan dengan cara-cara teknis yang baik,” kata Menhub Budi saat rapat dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Kereta Commuter Indonesia di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/4).

Budi menilai kondisi prasarana perkeretaapian di Jabodetabek sudah cukup lama dan diperlukan pembaruan. Kondisi tersebut berakibat terjadinya gangguan operasional kereta dengan intensitas yang cukup sering.

“Beberapa hal yg kita dapat simpulkan bahwa peralatan (prasarana perkeretaapian) yang ada di Jabodetabek ini pada usia yang memang sedikit lanjut dan terdapat beberapa kejadian ekstrem baik itu cuaca, hujan maupun petir. Tim task force ini menyelesaikan hal-hal yang katakan berkaitan dengan rel, dan lain sebagainya pada titik-titik yang sudah diindikasikan bermasalah,” ucap Budi.

Untuk target, Budi menyampaikan rencana jangka pendek ini harus dapat diselesaikan dalam waktu dekat.

Terkait prasarana yang sudah termakan usia, Budi memerintahkan pihaknya untuk berkoordinasi dengan PT KAI merencanakan investasi yang diperlukan pembaharuan prasarana seperti rel dan listrik aliran atas (LAA).

“Perbaikannya jangka pendek, 2 minggu sampai 1 bulan hal-hal itu selesai tapi ada lagi yang jangka menengah yang 6 bulan atau 1 tahun karena hal ini berkaitan dengan anggaran. Kita akan koordinasikan berapa anggaran dan apa saja yang mesti diinvestasikan,” ujarnya sebagaimana dilaporkan situs pemerintah www.dephub.go.id.|Ivan Lubis

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar