AIAT Launching Buku Menjawab Problematika dan Dinamika Masyarakat
YOGYAKARTA – Asosiasi Ilmu Al Quran dan Tafsir se-Indonesia (AIAT) me-launching buku yakni, Pendekatan Ma’na-Cum-Maghza atas Alquran dan Hadist, yang berlangsung di Hotel New Saphir Rabu,(26/2/2020) keramarin.
Buku tersebut, menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, Tafsir Alquran di Nusantara, Living Quran: Resepsi Sosial atas Alquran, dan Terjemah Buku Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Quran ke dalam Bahasa Arab.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Ilmu Al Quran dan Tafsir ( AIAT) Indonesia, Phil Sahiron Syamsudin.,MA, mengatakan, buku-buku ini merupakan projek AIAT 2019-2020.
“Ini merupakan satlah satu bentuk kerja sama AIAT dengan Kementrian Agama (Kemenag) RI, khususnya Subdit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat,”ujarnya.
Menurutnya, buku-buku tersebut akan menjawab problematika dan dinamika masyarakat, baik bidang sosial, ekonomi dan sebagainya dengan melihat penafsiran Alquran dan Hadist.
Lebih lanjut Ketua AIAT menjelaskan, buku-buku tersebut memberikan pengetahuan tentang cara bersikap di era modern, dengan mengamalkan ajaran agama secara moderatif.
AIAT didirikan oleh dosen-dosen Program Studi Ilmu Al Quran dari beberapa kota, di Yogyakarta sejak 2015.
“Sekarang ini sudah 50 lebih prodi yang tergabung dengan kami,” ujar Phil Sahiron, yang juga Plt Rektor UIN Sunan Kalijaga.
Phil Sahiron juga menyebutkan beberapa tujuan yakni mengembangkan ilmu terkait dengan tafsir Alquran, dengan melakukan beberapa kajian yang terdapat dalam ulumul Quran klasik, tradisi Islam klasik, dan dalam waktu bersamaan juga mengembangkan penafsiran untuk konteks kekinian.
“Kami memperhatikan ilmu-ilmu baru, seperti ilmu semiotika, semantik, linguistik modern, dan sebagainya” ujarnya.
Begitu pula AIAT juga mengembangkan SDM dari prodi-prodi ilmu Alquran dan tafsir se-Indonesia, juga mengembangkan kualitas dalam bidang penelitian dan penafsiran.
Mereka juga meningkatkan kualitas dari segi kurikulum dan sebagainya. Terakhir adalah pengabdian kepada masyarakat.
”Diharapkan dosen-dosen anggota AIAT ini, lebih aktif di masyarakat terkait dengan Quran,” ujarnya.
Akademisi Diharapkan Berkotnribusi Dalam Mengatasi Persoalan Sosial Keagamaan
Sementara itu menjawab pertanyaan awak media, terkait berkurang minat mahasiswa baru di Prodi hadis, Sohiron mengatakan hal ini menjadi tantangan. Dosen harus bisa memberikan suatau yang baru dan menarik.
“Otak kita ini selalu berputar mencari sesuatu yang baru. Nah mahasiswa juga harus diberi sesuatu yang baru sehingga mereka tertarik untuk mempelajarinya” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Agama RI Dr Suwendi MAg para dosen dan penulis dari berbagai daerah. (anjar/van)