DAERAH

Selendang Miwang Warnai WSL Krui Pro 2025

LAMPUNG, mimbar.co.id – Kain tradisional khas Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, yaitu selendang miwang atau dikenal juga dengan sarung motif sinjang pugung, tampil memikat dalam pembukaan ajang selancar internasional World Surf League (WSL) Krui Pro 2025 yang digelar pada 10 Mei 2025 di Pantai Tanjung Setia.

Kehadiran kain tradisional ini menjadi simbol kuat pelestarian budaya lokal di tengah gemerlap kompetisi olahraga air berskala dunia.

Kain tersebut dikenakan dalam prosesi pembukaan oleh sejumlah penari dan tokoh adat, menampilkan kekayaan tradisi Lampung yang dikemas dalam atraksi budaya sekura betik yang sarat makna.

Selendang miwang sendiri memiliki nilai historis dan kultural bagi masyarakat Pesisir Barat. Dalam tradisi sekura, kain ini biasa dipakai dengan cara dililitkan di pinggang atau disampirkan di bahu, melambangkan kekuatan identitas dan penghormatan terhadap adat istiadat.

Sementara itu, WSL Krui Pro 2025 berlangsung sejak 10 hingga 17 Juni 2025, diikuti oleh 302 peselancar dari 17 negara, termasuk Australia, Jepang, Brasil, Amerika Serikat, dan Prancis.

Para peserta bertanding di empat kategori: Men’s QS 6000, Women’s QS 6000, Men Junior Pro, dan Women Junior Pro.

Gelaran tahunan ini menjadi salah satu agenda unggulan dunia surfing dan menempatkan Pesisir Barat sebagai destinasi favorit para peselancar internasional.

Wakil Bupati Pesisir Barat, Irawan Topani, menyampaikan bahwa keikutsertaan selendang miwang dalam pembukaan WSL Krui Pro menjadi representasi nyata bahwa budaya lokal dapat bersinergi dengan agenda internasional.

“Ini momen langka. Kita tidak hanya menjadi tuan rumah ajang surfing dunia, tetapi juga memperkenalkan identitas budaya kita, seperti selendang miwang, kepada masyarakat global,” ujarnya.

Tak hanya memperkuat aspek budaya, kehadiran peserta mancanegara dan wisatawan turut berdampak signifikan pada sektor UMKM, pariwisata, dan perekonomian lokal.

Ribuan pengunjung terlihat memadati kawasan Pantai Tanjung Setia sejak dimulainya rangkaian kegiatan WSL.

Demi memastikan keamanan dan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan, Polda Lampung menerjunkan sebanyak 325 personel gabungan yang terdiri dari jajaran Polres Pesisir Barat, Brimob, dan Ditpamobvit. Selain itu, sebanyak 30 personel TNI juga turut dikerahkan, memperkuat pengamanan di berbagai titik strategis seperti arena utama, penginapan, dan jalur akses wisatawan.

Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyampaikan bahwa pengamanan dilakukan secara menyeluruh dan humanis, mengingat ini merupakan ajang internasional yang membawa nama baik daerah.

“WSL Krui Pro 2025 merupakan momen strategis untuk mempromosikan Lampung di mata dunia. Kami siap mengawal jalannya acara agar aman, tertib, dan kondusif bagi semua pihak,” tegasnya, Kamis (12/6/2025).

Helmy juga menekankan bahwa pengamanan tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi turut mendukung pelestarian budaya lokal.

“Keberadaan selendang miwang dalam pembukaan ajang internasional ini menjadi kekuatan tersendiri untuk memperkuat branding budaya lokal. Kami pastikan pengamanannya maksimal agar nilai-nilai kultural tetap terjaga,” ujarnya.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan, pengamanan dilengkapi dengan personel berkemampuan multibahasa, tim evakuasi cepat, hingga pos pengaduan terpadu yang dapat diakses oleh peserta dan pengunjung.

“Dengan 325 personel Polri dan tambahan 30 personel TNI yang diturunkan, pengamanan tidak hanya difokuskan pada area kompetisi, tetapi juga menyeluruh hingga jalur akses wisatawan,” lanjut Helmy.

Ia menegaskan bahwa pendekatan pengamanan tetap harmonis dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

“Kami memastikan bahwa pengamanan skala internasional ini berjalan dengan pendekatan yang bersahabat, justru meningkatkan rasa aman dan kenyamanan masyarakat lokal,” pungkasnya.

Dengan sinergi antara budaya, pariwisata, dan keamanan, gelaran WSL Krui Pro 2025 membuktikan bahwa Kabupaten Pesisir Barat tidak hanya mampu menjadi tuan rumah ajang kelas dunia, tetapi juga mampu menjaga warisan lokalnya tetap hidup di tengah arus globalisasi.

Related Articles

Back to top button