PWS Yogyakarta Gelar Diskusi Derap Kebangsaan XXVI
YOGYAKARTA – Pasca reformasi pemahaman internalisasi antara generasi muda dengan kalangan usia matang mengalami kesenjangan yang tinggi.
“Jika kalangan ‘sepuh’ mendapatkan langsung pemahaman Pancasila melalui P4, generasi muda belajar Pancasila melalui gadget,” kata Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Badrun Aleina dalam diskusi Derap Kebangsaan XXVI yang digelar oleh Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS) Yogyakarta di Cafe Cangkir Jalan Bintaran Yogyakarta, Sabtu (4/5/2019).
Lebih jauh Badrun menjelaskan, pemahaman terhadap empat konsensus yang diajarkan melalui pembelajaran P4 saat itu terstruktur dan sistematis, sehingga melekat pada memori orang yang menerimanya.
“Berbeda dengan generasi milenial, yang dapat pemahaman Pancasila melalui gadget yang terpotong-potong. Sehingga nilai-nilai konsensus dasar kurang dipahami secara benar,” ujarnya.
Ia menyatakan sangat setuju dengan adanya usulan dihidupkannya kembali penataran P4. “Kalau di perguruan tinggi untungnya masih ada mata kuliah Pancasila. Namun di SD hingga SMA/K kurikulumnya tidak ada. Sehingga generasi mellineal banyak yang kurang memahami konsensus dasar bangsa,”tambahnya.
Sementara itu, sebagai narasumber dalam diskusi tersebut, yaitu Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Dr Badrun Alaena Msi, Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Drs Imam Aziz, serta anggota DPR RI Drs H Idham Samawi. (van/anjar)