Presiden Himbau Masyarakat Dewasa Melihat Informasi di Medsos

 Presiden Himbau Masyarakat Dewasa Melihat Informasi di Medsos

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat dewasa dalam melihat informasi, melihat fitnah-fitnah yang lalu-lalang di media sosial (medsos).

Untuk itu, ia mengharapkan, informasi-informasi itu harus betul-betul disaring mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Presiden menunjuk pengalaman dirinya yang difitnah berdiri di samping tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit yang sedang berpidato. Padahal, lanjutnya, itu terjadi tahun 1955 sementara dirinya lahir tahun 1961.

“Saya lihat-lihat, ya gambarnya mirip-mirip saya, betul saya belum lahir. Toh ya gambarnya mirip saya. Coba kayak gini adalah urusan politik,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada penyerahan 5000 sertifikat tanah untuk warga Provinsi DKI Jakarta. di Taman Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta, Senin (3/12/2018) siang.

Seperti dikutip dari setkab.go.id, Presiden mengaku perlu mengemukakan hal itu, berdasarkan survei ternyata ada lebih dari sembilan juta yang percaya dengan gambar itu. Artinya, lanjut Presiden, itu sudah kemakan hoax kemakan fitnah.

“Ya saya harus menjawab. Perlu saya sampaikan saya ini muslim, orang tua saya muslim, kakek-nenek saya muslim, keluarga besar saya muslim,” jelas Presiden.

Menurutnya, perlu menyampaikan hal itu karena kalau tidak akan keliru. “Ya segitu saja, kalau saya terus-terusan kelihatannya saya nanti marah. Padahal tidak, saya sudah sabar empat tahun,” ujarnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa negara kita ini adalah negara besar. Dirinya pernah terbang dari Banda Aceh ke Wamena itu perlu waktu 9 jam 15 menit.

“Bayangkan kalau jalan kaki, kalau kita terbang dari London di Inggris menuju ke Timur itu lewat delapan negara. Artinya, negara kita ini adalah negara yang sangat besar dan sangat luas,” ungkapnya.

Jokowi mengingatkan, negara ini berpenduduk 263 juta. Isinya berbeda-beda, sukunya berbeda-beda, agamanya berbeda-beda, adatnya berbeda-beda, tradisinya berbeda-beda, bahasa daerahnya berbeda-beda.

Maka Jokowi menitipkan pesan, agar menjaga persaudaraan, kesatuan, kerukunan kita. “Inilah kekuatan negara kita Indonesia, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan dan persaudaraan Inilah aset terbesar kita,” tambahnya. (hms/van)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar