Perenang Nasional I Gede Siman Sudartawa Bangga Dengan Mama Ni Made Sri Karmini

 Perenang Nasional I Gede Siman Sudartawa Bangga Dengan Mama Ni Made Sri Karmini

Mencintai olahraga renang bagi I Gede Siman Sudartawa, sudah dilakukannya sejak kelas 2 SD, apalagi plahraga renang termasuk bagian dari pelajaran pelajaran di sekolah.

Namun bagi Siman, olahraga renang ini identik dengan air. “Awalnya aku takut sama air (disuruh mandi aja susah banget), tapi aku ngeliat kolam renang itu kayak ‘bathtub’ yang ukurannya gede banget, jadinya tertarik juga sama olahraga renang ini,” kata Siman di Jakarta, belum lama ini.

Pria kelahiran Klungkung, Bali 8 September 1994 ini menceritakan masa kecilnya, waktu itu ada teman sebangkunya yang sudah bisa berenang dengan gaya bebas bahkan di kolam yang dalam. begitu pula cara dia masuk ke kolam itu dengan melakukan gaya salto.

Siman pun kagum melihatnya bisa melakukan gaya salto seperti itu. “Aku kagum ngeliatnya, karena di kolam yang cetek aja rasanya aku bisa tenggelam. Sebagai anak ada pertanyaan di dalam hati. Kok dia bisa, sedangkan aku enggak?,” ujarnya.

Setelah melihat itu, Ia pun menceritakan kepada Ni Made Sri Karmini, yang merupakan Mamanya, saat itu ia mengatakan keinginannya untuk belajar renang.

Pria yang memecahkan 2 rekor SEA Games di nomor 100 meter gaya punggung putra, waktu 55,59 detik  menyebutkan, mungkin sebagai seorang Mama yang sangat mengenal karakter anaknya ini, dia bisa melihat bahwa anaknya punya keinginan yang kuat untuk bisa berenang. “Jadi hanya butuh waktu satu minggu untuk Mama mencarikan tempat les berenang. Setelah itu akupun berlatih hingga enam bulan, aku langsung memberanikan diri untuk ikut pertandingan renang antar sekolah dasar di Kabupaten Klungkung,” ungkapnya.

Peraih medali di Sea Games 2019 itu mengatakan, betapa besarnya pengorbanan sang Mama dalam memberikan dukungan bagi dirinya, dari mencarikan tempat Latihan, mengantarkan pulang pergi ke tempat Latihan dan juga menyiapkan bekal makanan yang cukup untuk memulihkan tenaga.

Siman menyebutkan, untuk berlatih ia memerlukan waktu 1,5 jam, tentunya diantar berboncengan sepada motor dengan sang Mama.

“Ini berlangsung sampai aku kelas 1 SMA. Aku ingat banget waktu masih SD biasanya pulang sekolah harus segera latihan meskipun seringkali kelelahan, akibatnya sering ketiduran di motor,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan, sang Mama tidak gampang menyerah untuk mengantar ke tempat latihan. “Dia ikat aku dengan tali ke tubuhnya agar tidak terjatuh dan bisa sampai dengan selamat,” kenangnya.

Nggak hanya antar dan menunggu latihan aja, sang Mama juga nyiapin makanan, apalagi olahraga renang ini bikin lapar saat selesai Latihan. “Pastinya Mama nggak mau anaknya kelaparan, bahkan sampai bertanya  ke teman – temanku apa yang mereka makan, sehingga dia juga bisa menyediakan variasi menu agar ngga bosan,” ucapnya.

Atlet renang andalan Indonesia spesialisasi gaya punggung itu mengakui banyak pihak yang telah membantu dirinya menjadi seorang atlet, mulai dari pelatih, federasi olahraga, dan pemerintah.

Namun lepas dari semua itu peran Mama sangatlah penting mengantarku ke tempat dimana aku berada saat ini. Banyak yang aku ingin ceritakan lewat www.kachimeshi-indonesia.com, website dari Ajinomoto Indonesia yang juga turut mendukung pencapaian dirinya. Tak lain dengan memberikan dukungan seputaran penyediaan nutrisi seimbang yang menunjang Latihan.

Di website www.kachimeshi-indonesia.com ini kalian bisa membaca cerita- cerita seputaran gaya hidup bernutrisi seimbang dari Ajinomoto dari narasumber lain seperti Pelatih Renang Albert Sutanto dan Ahli Nutrisi Olah Raga, Emilia Achmadi dan tentunya dari aku, I Gede Siman Sudartawa.(rls)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar