DAERAH

Kapolda Kalsel Ajak Ulama dan Tokoh Agama Berperan Aktif Cegah Terorisme

BANJARMASIN – Untuk menangkal radikalisme dan terorisme, Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) menggandeng dan menandatangani nota kesepahaman dan kerjasama (MoU) dengan dua Ormas agama yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Kedua ormas keagamaan itu dinilai punya peran penting dalam menangkal radikalisme, terorisme dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai bentuk ancaman.

Kegiatan yang dipimpin Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rikwanto ini mengambil tema ‘Pencegahan Paham Radikalisme Dan Terorisme Serta Mendukung Program Pemerintah Di Wilayah Hukum Kalimantan Selatan’.

Selain Rikwanto tampak hadir pula, PJ. Gubernur Kalsel Drs. Safrizal Za, perwakilan PWNU Kalsel Dr. Abrani Sulaiman, ketua PW Muhammadiyah Kalsel Drs. Tajudin Noor, PJ. Gubernur Kalsel Drs. Safrizal Za, ketua DPRD H. Supian, kepala Pengadilan Tinggi Kalsel H. Mohammad Idroes, Kajati Kalsel Rudi Prabowo, Danrem 101 Antasari Brigjen TNI Firmansyah, Danlanal Banjarmasin, Danlanud Syamsudin Noor, KA BNNP Kalsel, Kabinda Kalsel, Ketua FKUB Kalsel, Pejabat Utama Polda Kalsel, Tokoh Agama dan Alim Ulama.

Rikwanto mengatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman dan kerjasama (MoU) antara Polda Kalsel dengan Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (NU) Kalsel dan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kalsel ini merupakan perwakilan kerjasama antara Polri dan Ulama.

“MoU ini diselenggarakan sebagai bentuk upaya agar Kalimantan Selatan tetap aman kondusif, jauh dari hal-hal negatif, tidak ada potensi radikalisme, tidak ada potensi intoleransi dan tidak ada potensi terorisme,” kata Rikwanto di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu (3/3) pukul 08.00 Wita.

Untuk ke depan, Rikwanto mengajak pihak alim ulama itu akan melakukan kunjungan silaturahmi.

“Tentunya kita akan saling bersinergi dalam hal berbagi informasi, saling menenangkan masyarakat agar supaya menjalani kehidupan sehari-hari dengan benar, menuntut ilmu dengan benar dan bersosialisasi bersama masyarakat dengan benar,” ujar Rikwanto.

Ia menegaskan, jika adanya potensi gangguan Kamtibmas yang berujung aksi terorisme maka ia meminta para ulama atau tokoh agama dan masyarakat untuk saling bertukar informasi.

“Kita tangkal aksi terorisme dengan berbagi info sejak awal sehingga dapat dilakukan langkah-langkash antisipasi atau pencegahan,” tutupnya. (Yor)

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button