Gladi bersih tari Saman 10001 peserta di Gayo Lues.

 Gladi bersih tari Saman 10001 peserta di Gayo Lues.

Gayo Lues, mimbar.co.id – Jelang pagelaran tari Saman dengan jumlah peserta 10001 orang, Pemerintah daerah bersama panitia penyelenggara melaksanakan acara Gladi resik di stadion seribu Bukit, desa bustanussalam, kecamatan Blangkejeren. Peserta penari SAMAN hari ini diperkirakan mencapai 9500 (sembilan ribu lima ribu ratus) orang. Ini adalah kedua kalinya gladi resik menjelang H-7.

Menurut Ketua panitia H.Talib S,Sos. MM. M.ap SEkda Gayo lues Tari Saman pada tahun Sebelumnya telah pecahkan rekor Muri  dengan jumlah peserta 50005 (Lima ribu lima) orang penari, dan tari SAMAN menjadi warisan dunia tak benda, serifikat dan duplikat telah diterima Bupati Gayo Lues H.IBNU HASIM S, Sos MM. pada tahun sebelumnya. Tahun 2017 panitia penyelenggara Tari SAMAN akan meningkatkan, dan menyiapkan dua kali lipat penari SAMAN mencapai 10001, tak kalah menariknya tari bines akan mengawali sebelum Tari Saman dilaksanakan pada hari puncaknya 13 agustus 2017. Tari bines merupakan seni budaya tak terpisahkan adari Tari Saman.

Kepala dinas pariwisata kabupaten Gayo Lues SAPRUDIN menambahkan, tari saman 10001 orang pekan depan telah siap diselenggarakan, pesertanya dari seluruh pemuda kampung yang ada di 11 kecamatan kabupaten Gayo Lues. ” Kami panitia penyelenggara Tari SAMAN sangat bangga, dan berterima kasih kepada Duta Saman Indonesia(DSI) Jakarta telah mempromosikan dan membagikan stiker Tari SAMAN di Taman Mini Indonesia Indah, Jam Timur.

Kapala bidang kebudayaan Pariwisata ZULKIFLI S.Pi juga berterima kasih kepada beberapa selebriti yang turut serta membantu mempromosikan Tari Saman Massal pada 13 agustus 2017 digayo lues. Kemudian harapan kami undangan yang kami sampaikan kepada bapak Presiden beserta beberapa menteri agar dapat menghadiri acara puncak tari Saman massal agar melihat langsung seni budaya asli tari saman Gayo Lues imbuhnya.

Tari saman seni budaya Gayo Lues yang telah dilestarikan sejak dari zaman dahulu dan turun temurun dilestarikan oleh suku gayo hingga sampai sekarang dan berkembang menjadi warisan dunia.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar