DPR: Digital Marketing Kunci Sukses UMKM
JAKARTA – Perkembangan e-commerce yang picu kemajuan teknologi informasi, telah mendorong pengelolaan UMKM menjadi lebih profesional dan berdaya saing.
Hal itu diutarakan Ketua Komisi I DPR TI Meutya Hafid dalam keynote speaker webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Media Sosial Sebagai Strategi Pengembangan UMKM, yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diikuti 250 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek. Webinar kali ini dengan menghadirkan dua orang narasumber yakni, Co-Managing Partner Sakken Care, Ferdinand Leonardi dan Praktisi Inkubator Bisnis, Roni Gunawan.
“Digitalisasi tidak hanya membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak pembeli, juga membawa bisnis UMKM lokal ke jenjang yang lebih profesional,” ujar Meutya.
Lebih jauh politisi senior Golkar ini mengatakan digitalisasi UMKM tidak terbatas pada pengenalan dan penggunaan teknologi digital saja, juga perlu dibekali pengetahuan akan strategi pemanfaatan teknologi yang tepat supaya bisa mengoptimalkan pengembangkan bisnis mereka.
“Kebutuhan masyarakat akan informasi kian meningkat dan kompleks. Karenanya platform digital, terutama media sosial, bisa dimanfaatkan untuk mendorong kegiatan bisnis sebagai media pemasaran,” ujarnya.
Politisi senior Partai Golkar itu mengungkapkan melalui digital marketing, penjual bisa terhubung dengan pelanggan secara online melalui konten yang dibagikan. “Digital marketing memungkinkan pelaku bisnis untuk menargetkan konsumen yang tepat dengan biaya yang hemat dan tetap mendongkrak penjualan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Co-Managing Partner Sakken Care, Ferdinand Leonardi mengatakan potensi perkembangan bisnis di era digitalisasi ini merupakan kesempatan untuk semua orang dapat berbisnis dengan lebih cepat dan tepat.
“Semua bisnis ada masanya. Jadi inovasi itu sangat penting,” kata Ferdinand.
Ia juga menjelaskan jika ingin bisnis bertahan dan berkembang, yang harus diingat adalah cara digitalisasinya berbeda-beda. “Yang penting, perlu riset pasar, riset target dan riset kebiasaan masyarakat. Baru nentuin cara digitalisasinya untuk memudahkan dan mengefisiensi,” ujarnya. |rls