BERITA UTAMA

Dirjen Hubdar Kemenhub : Kecelakaan Transportasi Darat Saat Lebaran Turun 65 Persen

JAKARTA –  Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mencatat sejumlah perbaikan berhasil dilakukan pemerintah dalam pelaksanaan arus mudik dan arus balik 2019.

Sementara itu, dari survei yang dilakukan Kemenhub menyimpulkan berjalan sangat baik, melebihi penanganan arus mudik dan arus balik ditahun-tahun sebelumnya. Termasuk angka kecelakaan yang turun drastis lebih dari 50 persen.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengungkap  tingkat kecelakaan selama masa angkutan Lebaran 2019, persisnya turun 65 persen dengan total 550 kejadian dari 1.593 kecelakaan atau selisih 1.671, pada pada H-7 hingga H+7 Lebaran 2018. Dari sisi korban jiwa menurun 63 persen. Yakni dari 358 di tahun 2018, menjadi 133 jiwa atau selisih 391.

“Kinerja baik ini, adalah hasil kerja semua pihak, kementerian dan lembaga terkait, juga pemerintah daerah. Koordinasi kami lakukan setiap saat dan berjalan sangat baik,” kata Budi dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk “Evaluasi Mudik 2019”, yang berlangsung di Ruang Rapat Utama, Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Lebih lanjut Dirjen Perhubungan Darat mengungkapkan, adanya peningkatan  jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. “Tahun 2019 jalan tol di Jawa sudah tersambung dari Merak, Jakarta, hingga Probolinggo. Di luar Jawa, juga ada tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Ini semua menarik masyarakat untuk menggunakan jalur darat. Warga memilih jalur darat karena tertarik dengan jalan tol dari Jakarta sampai Jawa Timur yang sudah tersambung,” jelasnya.

Selain fasilitas jalan yang baik, manajemen jalan tol, antara lain pemberlakuan one way juga membantu kelancaran transportasi Lebaran 2019. “Dalam perencanaan, program one way sudah ditetapkan waktu dan jalurnya. nanum dalam pelaksanaannya Korlantas punya diskresi untuk memberlakukannya sesuai kebutuhan. Hasilnya sangat baik,” ungkapnya.

Dari hasil survei, Budi juga menyampaikan bahwa secara umum pelaksanaan arus mudik dan balik mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Selain itu pula waktu libur saat mudik memamg lebih panjang, sehingga masyarakat memiliki waktu lebih panjang lima hingga enam hari untuk perjalanan pulang kampung sehingga tidak terjadi kemacetan panjang.

Tapi sebaliknya, untuk waktu arus balik lebih pendek, yaitu hanya dua hingga tiga hari sehingga banyak pemudik yang kembali pada saat bersamaam sehingga terjadi kemacetan, paparnya.

“Tentu ini semua akan menjadi bahan evaluasi agar kedepannya bisa lebih baik dan tak lagi terjadi kemacetan. Mungkin bisa dengan menjadikan libur usai pra lebaran dan seyelah lebaran bisa seimban,” harapnya.

Upaya lain yang akan dilakukan untuk meningkatan pelayanan mudik adalah dengan perbaikan kualitas moda transportasi umum. “Kualitas angkutan massal seperti bus akan ditingkatkan apalagi dengan telah tersedianya tol Transjawa. Saat ini sudah ada 38 bus yang nonstop Jakarta – Surabaya lewat tol. Ini peminatnya cukup tinggi,” jelas Budi.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menekankan pentingnya keselamatan di semua moda transportasi. “Kalau yang kita lihat dari apa yang terjadi secara kualitatif, satu hal penting mendasar bagi Kemenhub adalah keselamatan. Alhamdulillah ada penurunan signifkan berkaitan dengan kecelakaan turun lebih dari 70 persen,” kata Menhub

Sementara itu, untuk kasus kecelakaan di tahun 2019 ini, dari segi kerugian materi juga mengalami penurunan sebesar 72 persen dari Rp6,2 miliar pada Lebaran 2018 menjadi Rp1,7 miliar pada Lebaran 2019.(JPP/van)

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button