Direktur RSUD Depok : Kasus DBD Masih Terkendali

 Direktur RSUD Depok : Kasus DBD Masih Terkendali

DEPOK – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok, dr. Devi Maryori mengungkapkan, di bulan Oktober hingga November 2021, kenaikan masyarakat yang terjangkit DBD melesat jauh.

“Kenaikan hanya sampai 5 ini bisa tiga kali lipatnya dan puncak kenaikan pada Oktober hingga Nopember ini,” ujar dr Devi Maryori, didampingi Manager Duty RSUD Depok Heru dalam jumpa pers di Aula BD gedung RSUD Kota Depok, Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Sawangan  Kota Depok, Rabu (01/12/2021).

Lebih jauh dr. Devi mengungkapkan kenaikan cukup signifikan yang terjangkit virus DBD ini terjadi mulai dari Juni hingga Juli lalu, naik melesat tajam hingga mencapai 3 kali lipat pada bulan Oktober hingga Nopember 2021.

“Antisipasi menghadapi lonjakan virus DBD di tengah masih berjibaku melawan virus Covid -19 kita berupaya tetap menjaga kapasitas rumah sakit untuk dapat menampung semua pasien,” katanya.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok, dr. Devi Maryori, saat menyampaikan pemaparan.

Langkah prepentif (pencegahan) diambil dr. Devi untuk antisipasi gelombang tiga dari dua virus bersamaan, DBD dan Covid-19, yaitu mendapatkan pertolongan sehingga pasien bisa mendapatkan pengobatan.

“Dalam hal ini kita sudah berkoordinasi dengan internal untuk masalah ruang perawatan Covid dan pasien DBD,” ungkapnya.

Berdasarkan data, lanjut dr. Devi tercatat ada 30 pasien di bulan awal Oktober. Lalu di bulan November tiba-tiba langsung melejit mencapai 80 pasien, dengan rata-rata mayoritas terjangkit adalah anak-anak mulai dari usia balita hingga SMP, paparnya.

Dari kasus yang ada, rata-rata kenaikan hanya 20 pasien saja. Untuk kali ini kenaikan dapat mencapai sebesar 50 pasien dalam kurun waktu tidak sampai sebulan.

“Sebagai rumah sakit pusat rujukan pelayanan menerima pasien yang dikirim datang langsung maupun rujukan dari Faskes di bawah RSUD. Selain itu untuk ruangan serta tenaga SDM termasuk obat-obatan juga sudah dipersiapkan. Kapasitas tempat tidur untuk di lantai 6 anak – anak dan lantai 7 dewasa tidak hanya untuk DBD tapi juga penyakit dalam perawatan anak dan Ibu,” ungkapnya.

Sedangkan untuk pasien perawatan Covid, lanjut dr. Devi, gedung tersendiri berada di Kenanga disediakan bad sebanyak 42 di lantai 7 dan anak ada 30 bad.

“Perjalanan waktu jika ada lonjakan maka akan ditambah di lantai 8 dan lantai 5 ICU, ” tambahnya.

Penyebab DBD

Direktur RSUD Depok ini menjelaskan, ada banyak faktor penyebab naiknya kasus DBD di Kota Depok, yaitu para karyawan kebanyakan kerja stay at home karena ada pembatasan mobilitas sehingga mengabaikan kebersihan sekitar lingkungan rumah.

“Faktor penunjang lainnya adalah sudah lama anak tidak masuk sekolah setelah masuk kebersihan lingkungan tidak dijaga, sehingga demikian dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk serta bisa juga banyak kain hordeng kaca yang tidak dibersihkan dapat menjadi sarang nyamuk kumpul,” jelasnya.

Ia pun berpesan agar tetap jaga kebersihan, bila di halaman ada kaleng bekas dikubur dan pot bunga yang rawan genangan air harus dikuras.

“Alhamdulillah kasus DBD sampai saat ini masih terkendali aman dan belum ada korban meninggal,” tambahnya. (My)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar