Cagar Budaya di Desa Gurah Aceh Besar Menarik di Kunjungi

 Cagar Budaya di Desa Gurah Aceh Besar Menarik di Kunjungi

ACEH BESAR – Situs tsunami “Kubah” sering dikungjungi wisatawan baik mancanegara khususnya wisatawan dari Malayasia maupun nusantara.

Situs tersebut, berada di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Ternyata dibalik Situs tsunami “Kubah” tersebut, terdapat makam Tgk Chik Mahraja Gurah, yang saat ini diabadikan menjadi nama Masjid Kemukiman Gurah yang berdiri kokoh, meskipun Tsunami yang meluluhlantakkan Aceh, 26 Desember 2004 atau14 tahun lalu menyapu bersih bangunan, yang sebagian besar berada di Kecamatan Peukan Bada.

Makam Tgk Chik Mahraja Gurah, hanya berjarak 1 kilometer dari Masjid Mukim, yang saat ini sudah dimasukkan dalam situs Cagar Budaya dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh wilayah kerja Aceh dan Sumut.

Di sekitar makam itu juga, berjarak 5 meter terdapat mata air, yang airnya tidak pernah kering meskipun musim kemarau. Bahkan warga setempat yaitu Gampong Gurah, memanfaatkan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari yang dikelola bersama sebagai PAD desa.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Amiruddin menjelaskan, objek wisata di Desa Gurah menarik untuk dikembangkan, apalagi di Gurah ini terdapat situs tsunami “Kubah” masjid Lamteugoh, yang dijarak 2,5 kilometer dari asalnya.

“Kubah itu beratnya diperkirakan 80 ton, yang hanyut dibawa tsunami, sejauh 2,5 kilometer dari tempat asalnya,” kata Amiruddin, belum lama ini di Banda Aceh.

Sementara itu Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani menyebutkan, selain Kubah, terdapat makam ulama Tgk Chik Mahraja Gurah, sekitar 500 meter dari Kubah dan berada di kaki bukit, yang saat ini sudah digunakan sebagai rute evakuasi bencana alam.

“Sekitar makam suasananya sejuk, masih dipenuhi dengan pepohonan,  juga terdapat mata air yang jernih dan sangat sejuk. Objek wisata ini perlu di pelihara dan dirawat bersama,” ujar Rahmadhani.

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh,  menyebutkan Senin (24/12/2018) warga masyarakat bergotong royong membersihkan sekitar halaman Masjid,  juga situs religius tersebut.

“Kita berharap, situs  ini menjadi destinasi wisata  religi baru di Aceh Besar dan Aceh. Dengan adanya kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara, saya yakin akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” tambah Rahmadhani. (rls/van)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar