BKKBN Kembali Gelar Sosialisasi Pencegahan Stunting di Tegal
TEGAL – Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menggelar Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Tahun Anggaran 2024 di Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani ini berlangsung di Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Dukuhturi, Desa Kepandean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal pada Sabtu (24/8/2024).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Plt Kepala DP3AP2KB Kabupaten Tegal Suspriyanti, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Agoes Poedjianto, Analisis Kebijakan Ahli Muda BKKBN Pusat Ulil Absor.
Plt Kepala DP3AP2KB Kabupaten Tegal, Suspriyanti, dalam paparannya menjelaskan pentingnya pencegahan stunting atau tengkes demi menyongsong 100 tahun kemerdekaan pada 2045 atau yang sering disebut Indonesia Emas.
“Di tahun 2045 Indonesia berharap akan menjadi generasi emas, dan yang meneruskannya yaitu anak-anak kita, maka dari itu kita perlu mencegah stunting untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas. Kalau dilihat dari data Kabupten Tegal sudah 17,1% angka stunting,” ungkap Suspriyanti.
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Agoes Poedjianto membagikan tips atau cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting sejak dini.
“Jika anak ingin menikah usia idealnya adalah 21 tahun, kemudian apabila sudah menikah nanti ada yang namanya 1.000 hari kehidupan. jadi, itu dimulai dari ibu hamil diperhatikan gizinya, maka dari itu minimal sehari makan telur atau yang mengandung protein lainnya,” ujar Agoes.
“Apabila ibu hamil dan melahirkan bayi harus langsung diberi asi sampai usia 6 bulan dan tidak ditambahkan makanan yang lainnya. Kemudian setelah 6 bulan diberikan makanan pendamping yaitu MPASI sampai usia 2 tahun. Kemudian pola asuh sangat penting untuk mencegah stunting,” sambung dia.
Analisis Kebijakan Ahli Muda BKKBN Pusat, Ulil Absor, menambahkan
stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya, yang tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi kronis tapi juga anemia pada ibu muda.
“Ternyata stunting itu faktor derteminannya bukan gizi tetapi kurangnya anemia pada ibu muda, dan itu yang paling menentukan. Dan biasanya anemia terjadi pada perempuan. Stunting hanya bisa di cegah pada saat pertama 1.000 hari kehidupan,” jelas Ulil.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani mengatakan bahwa untuk mencegah stunting sejak dini perlu dukungan berbagai pihak termasuk peran serta keluarga.
“Bukan hanya peran seorang ibu yang penting dalam mencegah permasalahan penyakit tetapi peran bapak juga sangat penting, yaitu adalah dengan mengurangin konsumsi sesuatu yang tidak bermanfaat untuk keluarga, seperti rokok dan meminum-minuman yang tidak baik,” tutup Dewi.
Ilham