Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin: Hasil Sawit Menopang Keuangan Negara Melalui Ekspor ke Berbagai Negara
MAROS — Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin (AAP) mengatakan komoditas kelapa sawit telah terbukti memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, termasuk kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Hal tersebut disampaikan saat hadir senagai Keynote Speaker Bimbingan Teknis dan Expo Sawit Baik Indonesia 2022 yang dilangsungkan di salah satu mall di Kabupaten Maros, Minggu, 25 September 2022.
Kegiatan tersebut hasil kerja sama antara Anggota Komisi IV DPR bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) selaku penyelenggara dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) selaku pendukung pendanaan.
Anggota DPR RI kelahiran Kabupaten Bone ini memberikan gambaran kepada petani di Maros bahwa 1 hektare bisa menghasilkan potensi pendapatan hingga sebesar Rp8 juta per bulan.
Diakui AAP, sawit belum familiar di kalangan petani Sulawesu Selatan. Maka tidak heran, area perkebunan kelapa sawit di Sulsel baru sekitar 35.000 sampai 40.000 hektare. Padahal, dalam skala nasional, lahan perkebunan sawit seluas lebih dari 14 juta hektare.
Dia menjelaskan turunan kelapa sawit ini sangat banyak sekali. “Semoga ada lahan di Maros bisa ditanami sawit untuk kesejahteraan masyarakat,” sebut Akmal Pasluddin.
Andi Akmal merasa bangga pada pelaksanaan Bimtek dan Expo Sawit Baik di Kabupaten Maros ini, disebabkan olehBupati dan seluruh jajarannya melihat dan memantau langsung upaya peningkatan kapasitas SDM bidang pertanian.
“Ini merupakan awal yang baik sehingga di masa yang akan datang, akan terjadi kolaborasi positif antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dengan para petani di Maros untuk peningkatan kapasitas produksi pertanian demi mewujudkan kemandirian pangan, minimal di daerah Sulawesi Selatan,” urai Akmal.
Untuk mendorong petani melirik potensi sawit di Sulsel, AAP mengajak Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menghadirkan program penanaman baru sawit kepada petani di Sulsel. Caranya, menyiapkan bibit berkualitas. “Kalau ada 1.000 hektare lahan sawit, maka bisa mendirikan satu pabrik kelapa sawit,” ujar AAP.
Lebih lanjut, hasil dari sawit Indonesia menopang keuangan negara melalui ekspor ke berbagai negara. Tidak tanggung- tanggung, Rp500 triliun dicatatkan hasil dari ekspor kelapa sawit.
Ketua Umum Aspekpir Setiyono mengatakan kelapa sawit memiliki sejarah panjang di Indonesia. Awalnya, kelapa sawit dikembangkan oleh perusahaan dan dengan pola kemitraan bersama masyarakat. Setelah sukses, kelapa sawit kemudian dikembangkan secara swadaya. “Sekarang kelapa sawit sudah menjadi sektor andalan Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam menyambut baik program yang dihadirkan Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, Aspekpir dan BPDPKS untuk petani di Kabupaten Maros
Diakui Bupati, untuk saat ini, Maros tidak memiliki area terlalu besar untuk perkebunan kelapa sawit. Meski begitu, bukan tidak mungkin, ke depannya, Maros juga bisa sebagai daerah penghasil sawit.|rls