NASIONAL

Airlangga : Pembukaan Aktivitas Berjenjang Harus Disertai Protokol Kesehatan Ketat

JAKARTA– Pemerintah  mulai melonggarkan PPKM dan mulai  pembukaan aktivitas secara berjenjang di sejumlah daerah. Beberapa aktivitas perekonomian, sekolah dan pariwisata sudah dilakukan penyesuaian.  Hal ini disampaikan Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto dalam acara Prime Talk di MetroTV, Selasa (31/08/2021).

“Pembukaan berjenjang ini disertai dengan protokol kesehatan yang ketat dengan penguatan sisi hulu dengan peningkatan pemakaian  masker, peningkatan disiplin, tracing dan testing sesuai dengan assessment level masing-masing,” kata Airlangga.

Sementara untuk sisi hilir  Menko Perekonomian RI ini menyatakan pemerintah harus siap. Seperti misalnya menyediakan tempat isolasi terpusat, ketersediaan obat isolasi mandiri dan ketersediaan fasilitas Rumah Sakit dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi  untuk testing, dan tracing.

“Aplikasi Peduli Lindungi sebagai alat untuk chek-in di suatu tempat, mulai dari restoran kantor, mall dan wilayah industri. Tentu ini harus selalu dimonitor sehingga kita bisa mengetahui mereka yang mempunyai kegiatan atau mobilitas, adalah mereka yang sudah divaksin dan mereka yang PCR-nya negatif,” ungkap Ketua Umum Partai Golkar itu.

Di negara lain, Airlangga juga mengakui saat ini juga sudah terjadi kembali peningkatan kasus meski tingkat vaksinasinya sudah tinggi. Misalnya di Inggris, sudah mencapai 60 persen dan AS mendekati 60 persen. Namun Airlangga menyebut kedua negara itu kasusnya meningkat karena masuknya virus Covid-19 varian Delta, yang memang lebih berbahaya.

“Namun yang perlu diperhatikan, meski angka positif kembali naik, di sana angka kematiannya jauh lebih rendah dari sebelumnya,” tambah Airlangga. Misalnya di Inggris, sebelumnya puncaknya 1200 kini turun ke 107. AS sempat ada kasus kematian 340o per hari kini turun di angka 100 saja.
Mempelajari hal ini, Airlangga melihat di AS dan Inggris, justru mengendorkan protokol kesehatan. Seperti mulai tidak mengharuskan lagi memakai masker bagi masyarakatnya.

“Dari pelajaran itu, seperti arahan Bapak Presiden, maka prokes kita, akan tetap diperketat dan harus berjalan secara maksimal. Ini membutuhkan kedisiplinan masyarakat, dan prokes ini harus berjalan terus,” kata Airlangga.

Apalagi vaksinasi nasional saat ini memang sudah 30 persen untuk suntikan dosis kedua. Meski  secara keseluruhan vaksinasi di Indonesia sendiri sudah mencapai 100 juta orang, dan dosis pertama sudah mencapai 70 juta lebih.

“Untuk itu prokes harus tetap dijaga karena  salah satu cara memotong mata rantai itu dengan menjalankan prokes. Kita sekarang juga menggunakan tools digital yakni aplikasi Peduli Lindungi, terutama di Jawa dan Bali yang tingkat vaksinasinya lebih tinggi dibanding wilayah luar Jawa,” ucap Airlangga.

Airlangga juga menyatakan jika saat ini pembatasan di Indonesia belum dilepas. Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka saat traveling antar pula juga mempersyaratkan PCR test dengan ketat. Bahkan untuk penerbangan juga dipersyaratkan vaksinasi. Untuk perjalanan internasional, Airlangga menekankan Indonesia masih sangat membatasi atau menutup.

Untuk sekolah yang dibuka adalah untuk wilayat PPKM level 3 ke bawah. Untuk PPKM Level 4 masih belum diperbolehkan untuk dibuka dan masih secara daring. Vaksinasi saat ini masih untuk usia 12 tahun ke atas, jadi SD masih belum dibuka. Untuk guru juga diharuskan untuk divaksin.

“Untuk sekolah ini tidak full, hanya 50 persen kapasitas dan jam belajarnya pun dibatasi. Serta harus ada  concern dari orang tua. Jadi kalua orang tua memberi izin baru itu bisa dilakukan. Sementara Kantin sekolah ditutup dan tidak boleh makan di sekolah,” ungkap Airlangga.

Untuk kegiatan pariwisata sendiri, Airlangga menyatakan perlu dibuat regulasi dan protokol kesehatan. Aplikasi Peduli Lindungi ini harus diberlakukan untuk wilayah-wilayah wisata.***

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button