DAERAH

Driver Ojol Depok Dilatih Pertolongan Pertama Fisik dan Psikologis Melalui “ToS Re-Act” FIK UI

Depok, mimbar.co.id – Ratusan driver ojek online (Ojol) di Depok mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “ToS Re-Act” (Tolong Sesama Aksi Cepat Tanggap) dalam memberikan pertolongan pertama fisik dan psikologis.

Kegiatan ini berlangsung di Gedung Pendidikan dan Laboratorium, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI), Jumat, 17 Oktober 2025

Kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan keterampilan pertolongan pertama psikologis dan fisik dasar pada kondisi kecelakaan di jalan raya dan bencana.

Program ini digagas oleh Klaster “Disaster & Emergency Nursing” Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) melalui kerja sama dengan Komunitas Pengemudi Ojek Online Depok.

Tim pengabdi diketuai oleh Ns. Dian Fitria, M.Kep.,Sp.Kep.J dengan anggota tim Prof. Dr. Mustikasari, S.Kp., MARS, Prof. Achir Yani, S Hamid, MN.,DNSc, Dr. Amelia Kimin, S.Kp. MN, Ns. Yudi Ariesta Chandra., S.Kep.,Ph.D, Muhammad Adam, S.Kp.,M.Kep.Sp.KMB, serta mahasiswa Firhan Nurfalah, Irma Sofiani Kusmara, dan Uswatun Hasanah.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Klaster “Disaster & Emergency Nursing” FIK UI, Prof. Dr. Mustikasari, S.Kp., MARS.

Dalam sambutannya, Prof. Mustikasari menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi para driver ojek ‘online’ dalam melakukan pertolongan pertama, baik fisik maupun psikologis, ketika menghadapi korban kecelakaan atau bencana.

“Kami berharap para driver ojek‘online yang mengikuti pelatihan ini mampu menjadi bagian dari masyarakat yang tanggap dan siap menolong. Mereka sering kali menjadi orang pertama yang tiba di lokasi kejadian, sehingga keterampilan dasar dalam menolong korban sangat penting untuk dimiliki,” ujar Prof. Mustikasari.

Dalam kegiatan pengabdian ini, driver Ojol diberikan pelatihan mengenai pertolongan pertama psikologis bagi korban yang mengalami trauma atau tekanan emosional akibat kecelakaan dan bencana, yang disampaikan oleh Prof. Achir Yani, S Hamid, MN.,DNSc.

Tim pengabdi ini menjelaskan bahwa dalam pertolongan psikologis, para driver diajarkan prinsip “3L” — Look, Listen, Link.

Dimana ‘Look’ berarti menilai kondisi korban, terutama mereka yang menunjukkan perubahan perilaku atau tanda-tanda stres berat. Kemudian, ‘Listen’ mengajarkan pentingnya mendengarkan keluh kesah korban dengan empati dan tanpa menghakimi, serta ‘Link’ mengarahkan driver untuk membantu menghubungkan korban dengan layanan profesional sesuai kebutuhan, seperti tenaga medis atau psikolog.

Selain itu, driver ojek online juga dilatih pertolongan pertama fisik, mencakup Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi korban henti jantung, serta teknik membuat bidai sederhana bagi korban yang mengalami patah tulang sebelum mendapatkan pertolongan medis lanjutan. Materi fisik ini disampaikan oleh Muhammad Adam, S.Kp.,M.Kep.Sp.KMB.

Salah satu peserta, Marta (54 tahun), mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. “Saya sering lihat kecelakaan di jalan, tapi bingung harus ngapain. Setelah pelatihan ini, saya jadi tahu cara menolong dengan benar, termasuk menilai napas korban dan bikin bidai sementara,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Imron (53 tahun), yang mengaku kegiatan ini memberikan manfaat besar baginya dan rekan-rekan sesama pengemudi.

“Mengikuti kegiatan ini, kami jadi lebih paham apa yang harus dilakukan ketika bertemu korban kecelakaan atau seseorang yang tiba-tiba mengalami gangguan psikologis, baik dalam kejadian lalu lintas maupun saat bencana,” ujar Imron.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari komunitas ojek online Depok, yang menilai program tersebut dapat meningkatkan peran sosial dan kemanusiaan para mitra pengemudi.

Selain menambah keterampilan, pelatihan ini juga diharapkan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pertolongan pertama, terutama sebelum tenaga medis datang ke lokasi.

Related Articles

Back to top button