PENDIDIKAN

Dialog Lintas Sektor USahid: Merumuskan Strategi Komunikasi, Pariwisata, dan Entrepreneurship Menuju Indonesia Blue Economy 2025

Jakarta, mimbar.co.id — Program Doktor Ilmu Komunikasi (DIK) Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta menyelenggarakan seminar bertema “Indonesia Blue Economy 2025: Interdisciplinary Dialogue on Tourism, Entrepreneurship, and Communication” di S28 Nur Corner, Jl. Sisingamangaraja 28, Jakarta Selatan, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Kegiatan ini menjadi ruang dialog interdisipliner yang mempertemukan mahasiswa, alumni, dan praktisi lintas sektor untuk membahas arah masa depan ekonomi biru Indonesia.

Seminar diprakarsai oleh Dr. Prasetya Yoga Santoso, Kaprodi DIK Universitas Sahid, bersama Dr. Rahtika Diana, alumni DIK angkatan pertama sekaligus Founder Beyond Borders Indonesia.

Acara ini menghadirkan narasumber dari kalangan alumni lintas angkatan yang kini berkiprah di berbagai bidang strategis, antara lain Capt. Dr. Toto Soebandoro (Vice President Airnesia), Dr. Anita Rosana, BA, MA (Sekretaris Prodi DIK LSPR), dan Dr. Dwinanto Kurniawan, M.Ikom, CSRS (Direktur PT Polytama Propindo).

Selain itu juga hadir alumni Dr Budi Nugraha, jurnalis senior dan Dr Irfan Fauzi M.Si, pengelola resort Lingkung Gunung. serta akademisi Dr. Adiella Yankie Lubis yang telah berkontribusi di berbagai sektor strategis komunikasi profesional.

Kegiatan ini dirancang sebagai wadah berbagi pengalaman, inspirasi, dan motivasi dari para alumni kepada mahasiswa Program Doktor Ilmu Komunikasi yang tengah menempuh tahap penelitian disertasi.

Melalui dialog lintas generasi ini, Universitas Sahid berupaya memperkuat sinergi akademik dan praktik profesional untuk menjawab tantangan pembangunan nasional berbasis ekonomi biru.

“Seminar ini bukan hanya ruang akademik, tetapi ruang dialog lintas disiplin dan lintas generasi tempat kita belajar untuk berpikir melampaui batas-batas keilmuan,” ujar Dr. Prasetya Yoga Santoso.

Ia menambahkan, “Indonesia memiliki 70 persen wilayah laut, namun kontribusi ekonomi maritim terhadap PDB nasional masih di bawah 10 persen. Ini menunjukkan bahwa potensi besar kita belum sepenuhnya dikomunikasikan secara efektif.”

Moderator seminar, Dr. Rahtika Diana, menekankan pentingnya riset komunikasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.

“Kita tidak lagi bicara penelitian untuk publikasi, tetapi pengetahuan untuk perubahan. Riset harus menciptakan sustained linkages antara dunia akademik dan dunia nyata,” ujarnya.

Ia mencontohkan inisiatif Beyond Borders Indonesia yang mengembangkan model implementasi ekonomi biru  dan pariwisata berbasis komunitas di wilayah 3T di kab. Maluku Tenggara dan Kab. Natuna.

Para alumni yang menjadi pembicara berbagi kisah perjalanan mereka dalam mengelola organisasi, memimpin inovasi, dan menjaga nilai-nilai keberlanjutan di sektor masing-masing.

“Kehadiran alumni sebagai pembicara bukan sekadar berbagi prestasi, tetapi menularkan semangat agar mahasiswa berani melangkah, meneliti, dan memberi dampak nyata,” ujar Dr. Yoga.

Interaksi antara mahasiswa dan alumni dalam kegiatan ini juga memperkuat jejaring kolaborasi akademik (academic networking), membuka peluang riset bersama, serta menciptakan ekosistem pembelajaran yang hidup dan dinamis.

Dengan jumlah lulusan mendekati angka 200, Program DIK Universitas Sahid berkomitmen menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin pembinaan akademik dan penguatan peran alumni.

“Kami ingin menjadikan DIK Sekolah Pascasarjana USAHID sebagai ruang kolaboratif yang melahirkan gagasan strategis dan solusi komunikasi bagi pembangunan berkelanjutan Indonesia,” tambah Dr. Yoga.

Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid melalui visinya “Tourism and Entrepreneurship” terus memperkuat perannya dalam pembangunan riset terapan dan inovasi berkelanjutan.

Related Articles

Back to top button