Eko Sriyanto Galgendu Siap Gelorakan Kebangkitan Spiritual
JAKARTA–Ketua Umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI), Eko Sriyanto Galgendu, menyatakan kesiapannya untuk lebih sering melakukan interaksi di tengah masyarakat dan berbagi pemikiran terkait kondisi yang dihadapi sekarang ini. Menurut dia, kebangkitan spiritual adalah jalannya.
“Tidak terbatas pada kalangan tertentu saja, tetapi semua elemen, dan lintas agama,” ujar Eko Sriyanto Galgendu, saat menyambangi Sekretariat PWI Jaya, Gedung Prasada Sasana Karya, Rabu sore, 30 Juni 2021.
Pada kesempatan itu dia membagi sticker “Kebangkitan Spiritual”.
Eko Sriyanto menyebutkan tentang perlunya meningkatkan kewaspadaan dari situasi mengerikan yang dihadapi seluruh bangsa di dunia saat ini, tak terkecuali Indonesia.
Menurut dia, ancaman dari pandemi Covid-19 sekarang ini membuat banyak kalangan di tanah air kehilangan kewaspadaan. Para pemimpin, katanya, mesti waspada dan senantiasa berpikir.
“Ingat, dampak dari pandemi Covid-19 ini sangat besar dan luas,” terang pemilik “Ilmu Raja” itu, memiliki banyak kemampuan. Bicara soal penanganan bencana akibat pandemi Covid-19, katanya, masyarakat mengharapkan tuntunan dari pemimpin yang memiliki kecermatan, kecerdasan dan kecerdikan.
“Kalau para pemimpinnya tidak dibekali atau berbekal 3C, (Cermat, Cerdas, Cerdik ) dalam menilai, memahami dan menyelesaikan masalah Covid-19, bagaimana kita bisa melepaskan diri dari permasalahan yang dihadapi?” Dia mempertanyakan.
“Tantangan besar pertama bagi para pemimpin dan kepala daerah di seluruh Indonesia adalah penyelesaian masalah Covid-19 dan memenangkan tantangannya. Oleh karena itu yang pertama mesti dilakukan adalah bersatu bersama melawan Covid-19. Mestinya itu tidak sekadar menjadi slogan,” ujar Eko Sriyanto Galgendu, 54 tahun pada 18 Juli mendatang.
Sahabat Presiden Joko Widodo sejak berusia 17 tahun itu kemudian menjelaskan berbagai kegiatannya dalam kaitannya sebagai pendiri sekaligus ketua umum GMRI.
Dia menjelaskan, Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) senantiasa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan rasa persatuan. Karena persatuan menjadi kunci menjaga bangsa Indonesia tetap utuh.
Dia juga menyebutkan, rekonsiliasi adalah bentuk keinginan bersama dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan mencoba merangkul semua pihak tanpa membeda-bedakan suku, ras atau agama.
“Kita mencoba mengetuk pintu hati mereka akan pentingnya satu ikatan kebangsaan. Kami yakinkan mereka akan tanah dan air yang melahirkan,” papar Eko Sriyanto Galgendu, yang dikenal sebagai salah satu lawan diskusi almarhum Presiden Abdurrahman Wahid.***