Wabah PMK, Masyarakat Diminta Berhati-hati Memilih Hewan Ternak
Jakarta – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat dirasakan para pedagang hewan ternak dan daging.
Wabah PMK ini menyerang hewan ternak dan bisa memberikan dampak bagi perekonomian nasional jika tidak ditangani dengan baik.
Bahkan, penjualan hewan ternak menjelang Idul Adha 1443 H ini pun diperkirakan merosot.
Namun bagi penjual Rawon Bidadari dari Kediri, Gus Rofi’i, Rawon miliknya yang menggunakan bahan utama daging sapi, tidak berpengaruh terhadap pembeli, bahkan semakin ramai pengunjungnya.
“Malah tambah laris. Kemarin saja ada satu bis dari kelompok tani Lamongan yang makan rawon di tempat saya,” kata Gus Rofi’i, saat ditemui di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2022) malam.
Pemilik rumah makan Rawon Bidadari Kediri ini mengingatkan, dengan adanya wabah PMK sebenarnya tidak masalah. Asalkan, daging sapi, kambing ini saat penyembelihan, mengolahnya bertanggung jawab dan bisa dipertangungjawabkan. Juga saat memasaknya harus benar-benar mateng dan steril, ujarnya.
Meski begitu, kita menghormati langkah yang dilakukan pemerintah tentang wabah PMK ini, di mana masyarakat diminta berhati-hati dalam memilih hewan ternak.
“Tentunya pemerintah memberikan himbauan dalam memilih hewan ternak, tak lain untuk menyelamatkan warganya dari bahaya PMK,” jelasnya.
Lanjutnya, dengan adanya isu tersebut ada dampak yang sangat tidak baik juga. Apalagi mendekati Idul Adha, di mana momentum Lebaran ini merupakan momentum orang mencari rezeki, tambahnya.
Gus Rofi’i juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu apatis dengan adanya berita PMK hewan ternak ini.
“Kalau semua apatis maka semua daging sapi, daging kambing mandek semua itu. Tidak ada yang beli,” tambahnya.
Mengatasi Wabah PMK
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, sama halnya dengan penanganan Covid-19, dalam mengatasi wabah PMK membutuhkan partisipasi seluruh kementerian/lembaga, TNI/Polri, Media Massa, pakar-pakar dan masyarakat Indonesia.
Hal ini untuk bekerja sama menghadapi virus PMK, mengingat wabah PMK tersebut dapat berdampak meluas.
“Dampak meluas disini tidak hanya terhadap kesehatan hewan saja, namun juga sektor perekenomian nasional,” jelas Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 secara virtual yang dikutip dari covid19.go.id, Jumat (1/7/2022) yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, diharapkan masyarakat patuh dan disiplin terhadap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terkait PMK.
Sehingga dapat menyempurnakan ibadah Qurban yang khusyuk, aman dari penularan virus PMK.
Sementara itu pembentukan Satgas PMK sebagai tindak lanjut amanat Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan permasalahan PMK yang kembali merebak di Indonesia.|My