Telementoring ECHO untuk Tingkatkan Deteksi Dini dan Perbaiki Kesintasan Kanker Payudara
JAKARTA– Menandai peringatan Hari Kanker Sedunia 2022, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan Komunitas Peduli Kanker Payudara (KPKP) Kab. Tangerang menandatangani kerjasama yang bertujuan untuk meningkatkan upaya deteksi dini kanker payudara melalui proyek percontohan telementoring ECHO (Extension of Community Healthcare Outcomes).
Kerjasama ini didukung oleh Pusat Kanker Nasional RS. Kanker Dharmais yang akan bertindak sebagai pengampu (hub), RSUD Tangerang sebagai rumah sakit yang diampu (spoke) serta Roche Indonesia yang merupakan mitra kerja Project ECHO global di Indonesia.
Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi di Indonesia dengan 65.858 kasus baru (16.6%) berdasarkan data Globocan, 2020. Sekitar 70% pasien kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut, padahal jika terdeteksi lebih dini dan diterpi sesuai standar medis, peluang kesintasan mencapai lebih dari 90%. Oleh sebab itu, upaya terintegrasi dari mulai promosi deteksi dini, diagnosa serta akses ke penatalaksanaan yang tepat sangat penting. Sayangnya, pandemi Covid-19 berdampak terhadap upaya promosi dan edukasi tentang deteksi dini. Oleh sebab itu, inisiatif telementoring ini diharapkan bisa menjembatani hal tersebut.
Sesuai data Globocan 2020, di Indonesia terdapat kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu jiwa dengan tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa. Kondisi kanker payudara di Indonesia ini cukup memprihatinkan dan perlu menjadi perhatian seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) untuk secara bersama-sama bergandengan tangan, bekerjasama dan sama-sama bekerja menekan kejadian kasus baru kanker payudara stadium lanjut sebagai bagian dari upaya membangun kesehatan masyarakat yang lebih baik, ujar Linda Agum Gumelar, Ketua YKPI.
Yayasan Kanker Payudara Indonesia yang mempunyai Visi “Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut” melakukan program secara konsisten dan berkelanjutan tanpa mengenal lelah dengan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai visinya. Salah satunya adalah kegiatan kita pada pagi hari ini yaitu penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan Komunitas Peduli Kanker Payudara (KPKP) Kabupaten Tangerang untuk Pelaksanaan Pilot Project/ Proyek Percontohan dengan tema “Penguatan Kemampuan Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Tenaga Kesehatan, Kader dan Masyarakat Perempuan di Kabupaten Tangerang Melalui Telementoring dan Pelatihan Terstruktur”.
Prinsip dari pilot proyek sesuai acuan dari ECHO (Extension of Community Healthcare Outcomes) adalah mempergunakan teknologi untuk memperkuat sumber daya yang sulit terjangkau melalui fasilitas online, teleconferencing, dan video recording. Adapun salah satu tujuan kegiatan pilot proyek ini antara lain adalah : mendukung pembentukan model “Hub” dan “Spoke” untuk pengembangan keterampilan dan kapabilitas dari para kader kesehatan, penggunaan teknologi sederhana untuk mengedukasi target kelompok tentang kesadaran dan deteksi dini kanker payudara serta memperkuat kerjasama dengan para pengambil kebijakan agar jika ditemukan kasus kanker payudara, dapat dipastikan adanya akses terhadap penatalaksanaannya sesuai kebutuhan pasien sejak stadium dini.” Lanjut LInda
Adapun Target peserta pelatihan pada pilot proyek ini adalah tenaga kesehatan, kader kesehatan dan komunitas KPKP Kabupaten Tangerang. Kegiatan berlokasi di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, sebagai SPOKE adalah Komunitas Peduli Kanker Payudara Kab. Tangerang dan RSUD Kab. Tangerang, sedangkan sebagai HUB adalah Yayasan Kanker Payudara Indonesia dan RSKD, dan sebagai Narasumber dari Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), serta untuk Pengambil Kebijakan adalah Kepala Pemerintah Kabupaten Tangerang. Puskesmas yang terlibat dalam proyek ECHO yaitu Puskesmas Curug dan Puskesmas Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 tahun. Kabupaten Tangerang dipilih karena selama ini YKPI sudah beberapa kali melakukan kerjasama dengan PKK Kabupaten Tangerang serta lokasi target peserta yang tidak jauh dari Jakarta dan Kabupaten Tangerang (mungkin satu-satunya Kabupaten di Indonesia), yang begitu besar kepeduliaannya terhadap masalah penanggulangan kanker payudara sehingga pada tanggal 9 Desember 2019 berdasarkan Surat Keputusan Bapak Bupati, Pemerintah Kabupaten Tangerang resmi membentuk Komunitas Peduli Kanker Payudara Kabupaten Tangerang, ungkap Linda.
Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, sebagai RS rujukan tingkat Provinsi Banten, didapatkan angka penderita kanker payudara di Provinsi yang cukup tinggi. Pada tahun 2019 saja pasien yang berobat sebanyak 4289 pasien, dimana sekitar 12% merupakan pasien baru. “Kebanyakan dari pasien ini memiliki kelainan payudara stadium Lanjut (kanker payudara) yang angka kesakitan dan kematiannya sangat tinggi sekali,” ungkap Yuli Zaki Iskandar.
Untuk itu, lanjut Yuli Zaki Iskandar yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tangerang, kita terus mengedukasi para perempuan di Tangerang akan pentingnya melakukan deteksi lebih dini jika mereka merasakan ada gangguan atau mengarah kanker payudara. “Kita terus berikan pemahaman kepada masyarakat Kabupaten Tangerang, khususnya perempuan kader PKK desa untuk mendeteksi lebih awal akan bahaya kanker payudara,” ujar Yuli
Yuli Zaki Iskandar selaku Ketua Komunitas Peduli Kanker Payudara Kabupaten Tangerang (KPKPKT), berharap melalui KPKPKT ini dapat membuka wawasan dan kepedulian tentang kelainan atau keganasan pada payudara khususnya untuk Ibu – ibu di Kabupaten Tangerang. Seperti Gayung bersambut, Ibu Linda Agum Gumelar (Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia) mempunyai kepedulian yang sama sehingga terjalin Kerjasama antara YKPI dan KPKPKT melalui Project ECHO (Extension of Community Healthcare Outcomes). Melalui Project ECHO ini, akan melatih para Tenaga Kesehatan, Kader dan komunitas KPKP Kabupaten Tangerang, tentang pentingnya melakukan deteksi dini kelainan payudara (kanker payudara), melalui SADARI dan SADANIS dengan menggunakan teknologi informasi secara virtual (daring) maupun Secara Langsung (offline). Project ECHO juga melibatkan tenaga ahli di bidangnya, yakni dari PERABOI Cabang BANTEN yang diketuai dr.Abdul Rachman SpB(K) Onk. (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia), RS Kanker Dharmais dan RSU Kabupaten Tangerang. “Semoga dengan Project ECHO ini tingkat kesadaran dan pelayanan terhadap Ibu – Ibu dengan kelainan Payudara semakin baik,” tuturnya.
Kegiatan ECHO ini merupakan perluasan dari kerjasama yang telah berjalan antara Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dengan PT Roche Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan kasus baru kanker payudara stadium lanjut di Kabupaten Tangerang. Dalam jangka pendek diharapkan bisa terbentuk model HUB-SPOKE untuk mempercepat penyebaran program kepedulian dan edukasi deteksi dini kanker payudara (SADARI) terutama di wilayah Kabupaten Tangerang.
Pada kesempatan yang sama, dr. Ait-Allah Mejri, Presiden Direktur Roche Indonesia selaku mitra kerja Project ECHO di Indonesia menyatakan, “Di Roche Indonesia, kami terus melakukan upaya-upaya kolaboratif dengan strategi yang berbasis bukti secara efisien untuk meningkatkan hasil perawatan kanker. Program skrining kanker payudara yang efektif dapat meningkatkan jumlah kasus kanker yang terdeteksi pada tahap awal dan mengurangi kejadian kanker yang muncul pada tahap akhir. Kami bangga dapat bermitra dengan YKPI dan KPKP untuk memperluas model ECHO demi meningkatkan hasil perawatan kanker payudara di Indonesia.”
Cythia McKinney Drayton – Director, Corporate and Foundation Relations of Project ECHO, menyambut baik project ini akan dilaksanakan di Indonesia, keprihatinan Cynthia atas peningkatan kasus Kanker Payudara di Indonesia (70%) dan pasien Kanker Payudara di Indonesia yang datang ke rumah sakit 65% dalam kondisi stadium lanjut sehingga pengobatan bertambah rumit dan mahal. Ini juga yang menjadikan pasien mengalami kesulitan keuangan bahkan kebangkrutan satu tahun setelah didiagnosa. Untuk menanggulangi Kanker Payudara secara nasional dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama berbagai pihak. ECHO Global sangat mendukung usaha YKPI yang berkolaborasi dengan KPKP Kabupaten Tangerang untuk penanggulangan Kanker Payudara dengan memberikan pelatihan tentang deteksi dini Kanker Payudara kepada Tenaga Kesehatan, kader dan perempuan awam di Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar sangat mengapresiasi kerjasama tersebut dan berharap semoga kerjasama ini bisa mengakselerasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Tangerang khususnya kaum perempuan. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Komunitas Peduli Kanker Payudara Kabupaten Tangerang dan RSU Kabupaten Tangerang yang telah memprakarsai kegiatan penandatanganan kesepakatan bersama pada hari ini” kata Bupati Zaki. Bupati Zaki juga mengatakan bahwa penanganan dan penanggulangan kanker payudara di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya sangat komplek, mulai dari luas wilayah, populasi dan kultur masyarakat sampai dengan keterbatasan SDM. lanjut Bupati, hal tersebut tidak akan menyurutkan pemerintah daerah untuk terus mendukung dan memaksimalkan fasilitas yang dimiliki agar pelayanan terhadap penderita gangguan payudara tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. “Alhamdulillah, kami patut bersyukur dan bangga bahwa fasilitas dan tenaga kesehatan yang dimiliki RSU Tangerang menjadi salah satu rujukan kesehatan se-Propinsi Banten dalam menangani kasus kanker payudara”, ucap Bupati Zaki.
Menurut Bupati Zaki, tidak mudah menekan angka kasus kanker payudara serta memberikan pemahaman dini terhadap bahayanya kanker payudara. Namun dengan dukungan dari baik pemerintah daerah, rumah sakit, penyelenggara fasilitas kesehatan, dokter, tenaga medis maupun organisasi/komunitas peduli kanker payudara, upaya-upaya melalui promosi kesehatan, skrining deteksi dini dan pengobatan standar dapat dilakukan dengan lebih mudah dan berkesinambungan. “Saya berharap, kita semua serius mendukung dan mensukseskan progran kerjasama ini, sehingga kerjasama ini benar-benar bisa membawa manfaat yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat secara merata”, pinta Bupati Zaki.***