Tekan Angka Stunting, Peran Masyarakat Sangat Diperlukan
JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6 persen.
Menyikapi hal itu, Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Sosisalisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi DKI Jakarta.
Acara yang bermitra dengan Anggota Komisi IX DPR RI, M Yahya Zaini ini berlangsung di Gedung Antasari Lantai 3 Kantor Wali Kota Jakarta Selatan pada Minggu (17/11/2024).
Dalam paparannya M Yahya Zaini menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Masa ini meliputi 270 hari selama kehamilan dan 730 hari (2 tahun) setelah kelahiran.
“Selama periode ini, 80 persen perkembangan otak manusia ditentukan, sehingga asupan gizi yang baik sangat penting. Anak yang mengalami stunting memiliki postur tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya dan berisiko memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah,” jelas Yahya.
Lebih lanjut Yahya mengatakan, Pemerintah telah menargetkan angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen. Untuk itu, kata dia, perlu adanya peran serta masyarakat dalam merealisasikan upaya tersebut.
“Pencegahan stunting adalah upaya bersama. Dengan memperhatikan asupan gizi, menjaga kebersihan, dan rutin memantau pertumbuhan anak, Indonesia dapat menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan kompetitif,” ujar Yahya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Pusat, Faharuddin dan Ketua Subkelompok Pengendalian Penduduk DDPAPP Provinsi DKI Jakarta, Nur Dini Wahyuningsih.
Ilham