Selamatkan Penjualan Sebesar 215 MW, PLN Aktifkan OLS IBT-3 Ungaran 

 Selamatkan Penjualan Sebesar 215 MW, PLN Aktifkan OLS IBT-3 Ungaran 

Ungaran – PLN UP2B Jawa Tengah & D.I Yogyakarta melakukan penggantian Relay Proteksi Overload Shedding Interbus Transformator (OLS IBT) – 3 500/150 KV di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Ungaran, Minggu 26 Juni 2022.

Penggantian Relay tersebut guna meningkatkan keandalan pasokan Sub Sistem Tanjung Jati. Sub Sistem Tanjung Jati merupakan salah satu dari enam Subsistem di Jawa Tengah.

Wilayah yang dipasok dari Tanjung Jati ini mencakup Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora serta Kabupaten Cepu.

Wilayah tersebut mengalami peningkatan beban konsumen yang signifikan.

Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan konsumen disebabkan menurunnya tingkat pandemi Covid 19, sehingga banyak bisnis yang kembali pulih.

Dengan diaktifkannya OLS IBT-3 500/150 KV GITET Ungaran ini, maka Sub Sistem Tanjung Jati masih bisa secara kontinyu menyalurkan pasokan tenaga listrik ke pelanggan terutama pelanggan premium.

Namun jika berakibat padamnya listrik, maka PLN harus membayar ganti rugi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Untuk itu dengan skenario baru ini, IBT 3 Ungaran diharapkan masih memiliki beban sebesar 215 MW atau setara dengan Rp 308.360.100,- per jamnya, penjualan bisa diselamatkan.

Sebagai salah satu pasokan daya dari Subsistem Tanjung Jati adalah IBT-3 500/150 KV di GITET Ungaran.

PLN UP2B Jawa Tengah & D.I Yogyakarta telah memiliki skema OLS IBT-3 500/150 KV yang telah beroperasi sejak 20 Juli 2014.

Setelah beroperasi selama 8 tahun, maka diperlukan suatu skema/skenario yang baru, mengingat terjadinya pertumbuhan beban konsumen di wilayah tersebut.

Hal ini mebuat UP2B Jawa Tengah & D.I Yogyakarta melakukan studi terhadap kenaikan beban, sekaligus melakukan penggantian relay OLS yang sudah obsolete.

“Maksud dari penggantian relay tersebut adalah untuk memperbaharui relay OLS lama yang sudah obsolete dan sudah beroperasi sejak tahun 2014, diganti dengan relay yang lebih baru yang tentunya tingkat akurasi serta kecepatan kerja relay lebih baik” ungkap Manager Bagian Fasilitas Operasi, Fandy Hakim Nasution.

“Diharapkan setelah beroperasinya skema OLS baru tersebut, maka semakin meningkatkan keandalan pada subsistem Tanjung Jati, sehingga menghindari terjadinya pemadaman yang meluas.” tambah tim Fasilitas Operasi, B. Suryawan Wicaksono.|rls

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar