Sarman El Hakim : Kita Kedepankan Hati Nurani Dalam Pemilihan Pengurus PSSI

 Sarman El Hakim : Kita Kedepankan Hati Nurani Dalam Pemilihan Pengurus PSSI

JAKARTA – Salah satu bakal calon (balon) Ketua Umum PSSI Sarman El Hakim mengungkapkan, organisasi sepak bola nasional PSSI, diyakini masih sulit berkembang jika pemilihan pengurusnya masih tersandera oleh paradigma lama.

Untuk itu, para pemilik suara diimbau lebih mengedepankan hati nuraninya dalam memilih pengurus baru PSSI melalui kongres yang rencananya digelar 2 November 2019 mendatang di Jakarta.

“Sekarang ini masyarakat masih sangat yakin jika pemilihan pengurus PSSI lebih berdasarkan uang, ketimbang pertimbangan lain. Keliru besar itu. Paradigma itu sudah harus ditinggalkan. Kalau tidak, organisasi sepak bola Indonesia tidak akan berubah. Masih akan seperti katak dalam tempurung,” kata Sarman belum lama ini di Jakarta.

Sementara itu, Kongres Pemilihan Exco PSSI 2019-2024 akan menetapkan sebanyak 15 Exco yang terdiri atas seorang ketua umum, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Exco.

Ke-15 Exco PSSI untuk masa bakti lima tahun ke depan, nantinya akan diperebutkan sebanyak 11 balon Ketum, 15 balon Waketum dan 71 balon anggota Exco.

Lebih lanjut Sarman mengungkakan, diibaratkan pemilihan Exco PSSI tersebut, seperti kontestasi (pemilihan) anggota legislatif, di mana ada kecenderungan mereka yang terpilih menjadi anggota dewan, baik di pusat maupun daerah mencari ganti dana yang dikeluarkan.

Namun dalam hal ini, Sarman tidak memperdebatkan sistemnya, namun ia lebih mempertanyakan motivasi dari masing-masing individu.

“Begitu juga dengan pemilihan Exco PSSI. Voters atau para pemilik suara mestinya memilih Exco PSSI yang bisa menjawab tantangan ke depan. Bisa membawa sepak bola Indonesia berprestasi lebih baik lagi. Kita sama-sama tahulah, sepak bola Indonesia hari ini sudah sangat terpuruk,” ujar Sarman yang sudah 11 tahun menjadi pegiat sepak bola Indonesia dan dunia.

Ia menyebutkan, mestinya disadari oleh kita semua, balon Exco dan juga para pemilik suara. Pemilihan Exco PSSI ini bukan sesuatu yang bersifat komersial. Kalau pemilihan pimpinan PT Liga bolehlah komersial, tetapi bukan PSSI-nya, ujarnya.

“Saya tidak ujug-ujug mau menjadi ketum PSSI. Saya 11 tahun belajar, sudah 30-an asosiasi atau federasi sepak bola Eropa dan dunia yang saya kunjungi, tahun  2018 dan 2019 saja sudah tiga kali ke kantor FIFA, mengibarkan bendera Merah Putih. Semua itu demi kecintaan saya terhadap sepak bola Indonesia,” paparnya.

Lanjut Sarman, semua aspek ada tahapan atau proses pembelajarannya. Sepp Blatter masuk FIFA tahun 1975, tetapi baru 1998 dia terpilih menjadi Presiden FIFA. Gianni Infantino memang lama di UEFA, dan harus menunggu tujuh tahun untuk terpilih menjadi Presiden FIFA, tuturnya.

Di Indonesia, ulang Sarman, untuk menjadi Ketum, Waketum dan anggota Exco PSSI harus bermodalkan uang. Bukan karena cita-cita atau keinginan luhur. Karena ukurannya uang, apa yang dicapai jauh dari target.

“Percuma saja kongres, karena selalu dapat Ketum yang biasa-biasa saja,” tegas Sarman.

“Saya yakin saya tidak terpilih, setapi setidaknya saya sudah mencoba memberikan solusi terkait apa yang seharusnya kita sama-sama lakukan,” ujarnya.

Sarman pun sudah tiga kali maju ke pemilihan ketua umum PSSI, namun memang selalu gagal. Mendaftar sebagai balon ketum untuk keempat kalinya kali ini, ia dinyatakan tidak lolos verifikasi, bersama dua balon ketum dan satu waketum. Yakni, Yesayas Octavianus, Arif Putra Wicaksono dan Doni Setiabudi.

“Ya, setelah proses verifikasi itu ada yang dinyatakan tidak lolos tanpa banding dan ada yang bisa banding. Apa paramerernya? Itu yang bikin bingung!”, katanya.

Sarman dan tiga balon ketum dan waketum yang dinyatakan tidak lolos namun berhak banding, kemudian mengajukan banding. Hasil banding akan diketahui 18 Oktober, sehari sebelum pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) calon Exco PSSI 2019-2024 untuk kongres pemilihan 2 November mendatang.

Terakhir, Sarman El Hakim mengemukakan niatnya untuk menemui Presiden Joko Widodo. “Insya Allah saya segera menghadap Presiden Jokowi, semoga bisa diterima sebelum pelantikan presiden dan wapres,” ungkapnya.

“Surat ke Pak Pratikno di Sekneg saya sampaikan besok,” tambahnya. (*)

Foto : Istimewa

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar