
Pustawakan Sri Ratna: Setradi Sebagai Ideologi Pakualaman
Yogyakarta, mimbar.co.id – Pustakawan Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman Dr Sri Ratna Saktimulya M.Hum mengungkapkan, sestradi merupakan ajaran olah rasa melalui sarana nyata untuk berkontemplasi sehingga pada akhirnya tercapai pemahaman tentang makna hidup.
“Yang dimaksud sarana nyata adalah segala hal yang didengar, dibaca ataupun dilihat maupun dialami sendiri. Dimana hal tersebut dimanfaatkan sebagai bahan renungan yang khusyuk, yang pada akhirnya diperoleh pencerahan jiwa dan lekat dengan sikap lakunya” terang Sri Ratna, Jumat malam (24/10/2025) dalam dialog budaya di Ndalem Kepatihan Kadipaten Pakualaman.
Menurut Sri Ratna atau yang juga sering disapa Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi Sestradi ini merupakan konsep bersistem berupa 21 butir watak baik dan 21 butir watak buruk.
“Sestradi dapat dikatakan sebagai cara pandang untuk suatu tujuan atau keberlangsungan hidup bagi generasi penerus. Sestradi dapat disebut sebagai ideologi Pakualaman yang menjiwai berbagai aspek kehidupan dan melembaga dalam hal kesusteraan, kesenian hingga kepemimpinan” terangnya.
Dan khusus di bidang kesusteraan, sambungnya, ideologi sestradi muncul pada teks dalam manuskrip.
Lebih jauh Sri Ratna menjelaskan, manusia memiliki karakter baik dan buruk. Namun jika manusia memiliki karakter larad atau terus menerus melanggar larangan, maka orang tersebut dari dalamnya akan muncul watak khianat dan dendam.
Sementara itu Dr Rahmat S.S, M.A mengatakan, salah satu naskah koleksi Pakualaman yang memuat piwulang atau ajaran sestradi adalah Sestra Ageng Adidarma (SSA), kode koleksi Pi.35.
“Naskah ini merupakan naskah populer, artinya mendapatkan sambutan dalam rangka penyelamatan teks. Salah satu salinannya saat ini tersimpan di Leiden dengan kode koleksi Or.6388” jelasnya.




