NASIONAL

Pesparani Contohkan Semangat Persaudaraan Antar Umat

JAKARTA – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menyebut Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat Nasional tahun 2022 telah memberikan contoh nyata tentang persaudaraan antar umat beragama.

Pesan ini disampaikan Wamenag saat menutup Pesparani di stadion Oepoi Kota Kupang, NTT, Senin (31/10/2022) malam. Helat kali kedua ini berlangsung empat hari, 28 – 31 Oktober 2022.

Hadir dalam penutupan Wakil Gubernur Provinsi NTT, Josef Nae Soi, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Uskup Agung Kupang, Monsignor Petrus Turang, Plt. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, A.M. Adiyarto Sumardjono, Ketua dan Anggota DPRD Provinsi NTT, Ketua Umum Panitia Nasional Pesparani II KH. Jamaluddin Ahmad, Ketua LP3K Nasional Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, para Ketua LP3K Daerah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi NTT, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT dan sejumlah Kakanwil Kemenag Provinsi, serta ribuan kontingen dan peserta Pesparani II.

“Saya sangat bangga karena kepanitiaan Pesparani melibatkan umat berkeyakinan lain. Bahkan, Ketua Umum Panitia Pesparani II adalah seorang muslim, yaitu Bapak H. Jamaluddin Ahmad,” terang Wamenag.

“Ini adalah wujud kebersamaan dan toleransi riil yang sungguh-sungguh mengakar di tanah Nusa Tenggara Timur. Inilah buah dari moderasi beragama yang terus kita gaungkan. Contoh nyata dari tema “Membangun Persaudaraan Sejati Untuk Indonesia Maju” telah kita saksikan dalam Pesparani,” sambungnya.

Pesparani di NTT, kata Wamenah, telah berhasil menyuarakan kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta merajut perdamaian dan persaudaraan anak-anak bangsa. Pesparani telah menjadi wadah konsolidasi umat Katolik se-Indonesia untuk mewujudkan rasa cinta Tanah Air dan wawasan kebangsaan, memperkuat toleransi, dan moderasi beragama melalui seni dan budaya.

Wamenag berharap semangat ini terus dipertahankan, ditumbuhkan dan ditularkan oleh para kontingen dari seluruh Provinsi di Indonesia. Dia mengajak para peserta dan kontingen untuk membawa kisah kerukunan warga di NTT sebagai cendera mata perdamaian dan keberagaman ke tempat asal masing-masing.

Menurut Wamenag, partisipasi umat melalui Pesparani telah memberi warna pada keragaman budaya musik serta lagu dalam lingkungan Gereja Katolik. Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik berkomitmen untuk terus mendorong pembinaan sebagai ikhtiar bersama untuk mewujudkan pelayanan dan pemberdayaan umat yang semakin baik.

“Saya mendorong agar keberadaan Pesparani terus dipopulerkan supaya keikutsertaan umat semakin meningkat,” pesannya.

“Melalui Pesparani, keindahan bukan hanya sekedar terlihat ketika menyanyikan nada yang sama, sebaliknya keindahan tercipta melalui harmoni dan kesatuan. Apabila tumbuh rasa persatuan dan kesatuan maka segala persoalan bangsa dapat kita hadapi,” sambungnya.

Kepada Gubernur dan seluruh jajaran Pemerintahan Provinsi NTT, Wamenag menyampaikan terima kasih atas kerja kerasnya dalam pelaksanaan Pesparani II. Wamenag juga mengucapkan selamat kepada seluruh kontingen Pesparani, utamanya Provinsi Maluku yang menjadi juara umum tahun ini.

“Saya berharap prestasi ini akan menginspirasi kontingen lain untuk terus berkreasi dan berlatih mempersiapkan diri berkompetisi pada Pesparani III yang akan diselenggarakan di Jakarta,” tandasnya.

Ismail

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button