Pers Gencar Lawan Berita Hoax

 Pers Gencar Lawan Berita Hoax

JAKARTA – Di era media sosial seperti saat ini, sebaran hoax (berita bohong) menjadi sesuatu yang sangat serius. Dampaknya dapat mengacaukan masyarakat, tidak hanya di jagat maya, melainkan juga di kehidupan nyata.

Banyak kasus buruk yang terjadi akibat hoax, karena banyak oknum yang memang sengaja memanfaatkan hoax sebagai senjata perang mereka. Terlebih di tahun politik seperti saat ini.

Untuk itu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyelenggarakan seminar nasional tentang Pers Indonesia Melawan Berita Hoax, yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta (22/11/2018).

Seminar yang mengambil tema “Seberapa Bahaya Hoax Itu Mempengaruhi Ekonomi di Indonesia”, dihadiri oleh media massa, pelaku dunia usaha, direktur perusahaan, regulator, dan mahasiswa.

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mengungkapkan, hoax menjadi virus yang berbahaya. Hoax bisa mempengaruhi berbagai bidang. Pers dan kita semua harus sepakat bersama-sama memerangi hoax, ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi menyebutan, akibat penyebaran hoaks, bukan hanya membingungkan publik, namun mempengaruhi ekspektasi dan perilaku investasi yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi nasional dan minat untuk berinvestasi.

“Hoaks diharapkan tidak merugikan bisnis dan ekonomi secara umum. Oleh karena itu, media massa juga harus bekerja sesuai koridornya agar mendorong dan memfilter distribusi informasi ke masyarakat yang bersifat edukasi,” ujarnya

Gun Gun juga mengungkap, penyebaran hoaks dapat berlangsung cepat seiring dengan tingkat penetrasi penggunaan internet Indonesia yang meningkat signifikan.

“Berdasarkan data, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 262 juta orang. Artinya 54,68 persen masyarakat kita yang menggunakan internet,” paparnya.

Selain itu Gun Gun mengungkapkan, untuk meredam peredaran hoaks, pers mengambil perannya. Pers Indonesia bisa menjadi garda terdepan melawan hoaks dengan memberikan pemberitaan yang sesuai fakta.

“Pers menjadi garda terdepan dalam pemberantasan hoaks. Dengan terus memproduksi berita-berita yang menjadi fakta. Pers dapat turut menyebarkan informasi kegiatan antihoaks berbasis komunitas,” tambahnya. (van)

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar