Membangun Kewirausahaan UMKM di Era Digital, Sebuah Keniscayaan
JAKARTA – H. Muhamad Jumadi, ST. MM., Wakil Walikota Tegal didaulat sebagai pembicara dalam Seminar Kewirausahaan dan BIMTEK Permodalan Usaha Melalui KUR.
Helatan yang digelar di Nareswara Ballroom, Main Building Lt. 4 Smesco Tower Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Pancoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (13/12/2022) juga merupakan acara pelantikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Pimpinan Pendidik Pelatihan Kewirausahaan Indonesia (HP3KI) Periode 2022-2029.
Menengok kebelakang, H. Muhamad Jumadi, ST. MM memiliki karier dan prestasi hingga go international. Keahliannya di bidang IT telah membawanya duduk sebagai Direktur International Telecommunication Users Group (INTUG) yang mewakili Asia-Pasifik berpusat di Kota Brussel, Belgia.
INTUG sendiri adalah asosiasi internasional yang mewadahi para pengguna bisnis telekomunikasi dengan anggota yang sudah tersebar di lima benua.
Sebagai seorang pakar IT, ia selalu berbicara dan menekankan, pentingnya penguasaan teknologi untuk mempermudah hidup dan meningkatkan peradaban manusia. Dia mengajak masyarakat Indonesia, khususnya orang Tegal, untuk tidak pernah berhenti belajar, berupaya menguasai teknologi, dan memandang masa dengan secara futuristik.
“Saya senang hadir sebagai pembicara di acara Seminar Nasional dan BIMTEK Permodalam UMKM melalui KUR Kewirausahaan yang digelar HP3KI dengan tema ‘Membangun Kewirausahaan UMKM di Era Digital, karena ini salah satu passion saya,“ kata H. Muhamad Jumadi, ST. MM.
Lebih lanjut, lelaki kelahiran Tegal, 9 Mei 1971 itu menerangkan, sekarang memang era digital jadi mau tidak mau UMKM dan pengusaha-pengusaha kecil harus bisa mengembangkan dirinya dengan memanfaatkan IT. “Saya mengajak pra entrepreneur untuk benar-benar memanfaatkan IT guna mengembangkan industri kreatif, “ terangnya.
Di era-nya digital ini mau tidak asyarakat dan UMKM harus bisa dan berani memanfaatkan IT. “Contohnya, sosialisasi industri kreatif-nya dengan memanfaatkan IT maupun menggunakan media sosial, “ bebernya.
Selain itu, menurut Jumadi, bisa juga dengan berkumpul dalam acara seminar tersebut. “Ini salah satu media untuk kita berkolaborasi dan bersinergi. Jadi kuncinya adalah kolaborasi dan sinergi antara UMKM, Pemerintah, kemudian lembaga-lembaga swasta dan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang IT, “ paparnya.
Jumadi menyampaikan memang sekarang era-nya digital. “Tegal terkenal dengan wartegnya. Saya bilang wartegnya sekarang singkatannya menjadi Wish All Regions Think & talk Exports from Tegal karena kita punya industri perikanan yang luar biasa, “ ungkapnya bangga.
Harapan Jumadi ke depan, Tegal Kota Bahari itu benar-benar bahari, artinya industri perikanannya benar-benar dimanfaatkan dan dioptimalkan. “Mudah-mudahan ke depan dengan pembangunan pelabuhan Tegal yang diprakarsai oleh Kementrian KKP dan Pemerintah Pusat, saya kira ini salah satu jalan untuk Tegal benar-benar jadi kota bahari. Benar-benar canggih dalam memanfaatkan industri perikanan,“ uraiannya.
Jumadi menyebut HP3KI memang sering mengadakan acara seperti ini. Dulu pernah juga dihelat seminar bagaimana memanfaatkan IT untuk memasarkan industri kreatif.
“Seperti contohnya, sate kambing dan tahu aci. Kita coba untuk membuat pelatihan kepada mereka, bagaimana membuat sate kambing maupun memuat tahu aci agar berkembang tidak hanya di Tegal, tapi juga berkembang di seluruh kota di Indonesia, “ ujarnya bangga.
Dengan HP3KI, imbuh Jumadi, organisasi dapat menjadi wadah untuk industri kreatif. Anak-anak muda, pengusaha-pengusaha muda memberikan kontribusinya untuk peningkatan ekonomi bangsa dan negara ini. “Hampir semua kota mengarah kesana. Apalagi pemerintah pusat menekankan perlunya transformasi digital. Kita harus mengarah ke sana, karena memang harus mengarahnya kesana, kalau tidak mengarah kesana berarti ketinggalan, “ kilahnya.
Bagi Jumadi, warteg sekarang berkembang modern semisal Warteg Kharisma Bahari, Warteg Putra Bahari, Warteg Permata Bahari, dan masih banyak lagi lainnya. “Bahkan tadi saya bicara dengan teman-teman barista, ternyata kopi Tegal juga banyak, hampir 300 kedai kopi di Tegal yang sekarang makin berkembang, “ katanya.
“Walaupun ada Starbucks, tapi kita tidak kalah dengan mereka. Biar saja, mereka datang untuk menggairahkan dan meningkatkan persaingan, “ imbuhnya penuh percaya diri.
Jumadi menyampaikan, bahwa kebetulan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sekarang sedang bicara dengan Pemerintah Perancis, bagaimana membangun pelabuhan kota Tegal. Ada tim AFD (Agence Française de Développement) Perancis yang bekerjasama dengan DJPT-KKP (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap-Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) untuk membangun pelabuhan kota Tegal.
Harapan Jumadi, mudah-mudahan semuanya lancar. “Harapannya Pemerintah Perancis dengan Pemerintah Indonesia yang selama ini sudah bekerja dengan baik cepat mewujudkannya. Apalagi dengan adanya Pak Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M. Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP), yang sudah datang ke kota Tegal, dan melihat serta mensurvey possibility-nya untuk mengembangkan pelabuhan kota Tegal, “ pungkas Jumadi sumringah.
Ncank Maeel