BERITA UTAMA

La Nyalla Dirayu-rayu, Vijaya Fitriyasa Siap Fight

JAKARTA-Atmosfir menjelang Kongres PSSI semakin menghangat dengan kemungkinan adanya koalisi-koalisi di antara bakal calon (balon) Exco 2019-2023. Di tengah eforia persaingan menuju kongres pemilihan yang digelar 2 November mendatang di Jakarta.

Beberapa balon Ketum dan Waketum sudah melakukan penjajakan untuk berkolaborasi. Sementara itu, La Nyalla Mahmud Mattalitti menjadi figur yang paling menarik perhatian.

La Nyalla yang juga menjadi balon Ketum, didatangi oleh dua balon Waketum, yakni, Vijaya Fitriyasa dan Doli Manomba Siregar, Senin (14/10/2019) sore.

Menurut keterangan yang dihimpun wartawan, Vijaya Fitriyasa yang pertama bertemu, setelah itu baru Doli Manomba Siregar.

La Nyalla, yang baru sepekan lalu menjadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), menerima keduanya di ruang kerjanya di kompleks parlemen, Senayan.

Belum diperoleh keterangan dari Doli Manomba Siregar, kakak kandung dari ibu Bobby Nasution yang menantu Presiden Jokowi.

Doli Manomba Siregar, yang lama berkecimpung di PSMS Medan, sejauh ini masih menjadi pasangan dari Rahim Soekasah. Duet Rahim Soekasah dan Doli Manomba Siregar bahkan sudah mendeklarasikan kesiapannya bertarung di Kongres PSSI memperebutkan posisi ketum dan waketum.

Di sisi lain, La Nyalla sendiri pada Selasa (15/11) pagi menyampaikan keterangan tertulisnya terkait gelaran kontestasi Exco PSSI 2019-2023 tersebut.

Mantan ketum PSSI dan KPSI (Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia) itu mengemukakan harapannya agar Kongres Pemilihan PSSI 2019 ini benar-benar menjadi ajang penentuan pengurus PSSI yang lebih bermartabat dan berdaulat.

La Nyalla juga menekankan para pemilik suara (voters) lebih menunjukkan kedaulatannya. “Kedaulatan sepak bola sesungguhnya memang dimiliki voters. Walaupun kenyataan lebih sering memperlihatkan sebaliknya. Dengan kata lain, kebanyakan voters kurang berdaulat dengan suaranya. Ini momentum untuk menunjukkan bahwa Voters PSSI kini lebih berdaulat,” tegas La Nyalla.

Vijaya Fitriyasa Siap Fight

Vijaya Fitriyasa yang dihubungi terpisah Selasa siang menyatakan bahwa berdaulat dalam konteks kongres bisa diartikan bahwa voters harus merasa terbebas dari segala bentuk intimidasi.

“Jangan takut diancam, diintimidasi, atau diiming-imingi uang. Voters harus independen,” tegas Vijaya Fitriyasa.

Lebih jauh Vijaya Fitriyasa menjelaskan, berbagai hal yang terjadi di masa lalu memang menjadi keprihatinan bersama. Sehubungan dengan itu, ia dan La Nyalla sepakat untuk adanya perubahan dalam gelaran kongres dan tata kelola organisasi sepak bola nasional ke depannya.

Kenyamanan dalam berorganisasi harus kembali ditumbuhkan, dan caranya adalah dengan meniadakan segala bentuk ‘kejahatan sepak bola’ seperti mafia wasit dan mafia pertandingan.

Menurut Vijaya, pertemuannya dengan La Nyalla berlangsung dalam suasana cair dan guyub. Tokoh pergerakan mahasiswa di Bandung tahun 1998 ini didampingi oleh Mimi Alqamar dan Eddi Syahputra, sementara La Nyalla antara lain didampingi Togar Manahan Nero Simanjuntak, mantan  ketua Komdis dan Exco PSSI.

“Ya, memang ada penjajakan untuk berkoalisi,” kata Vijay, yang terdaftar sebagai balon ketum dan waketum.

Vijaya Fitriyasa juga mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu La Nyalla masih menunjukkan kesiapannya untuk tetap maju ke pertarungan perebutan ketum PSSi di kongres 2 November mendatang.

“Normatif saja yah,” kata Vijaya, meski menambahkan bahwa La Nyalla juga memberikan isyarat masih menunggu petunjuk dari Presiden Jokowi. “Bisa dimaklumilah, beliau kan sekarang menjadi pemimpin sebuah lembaga tinggi negara,” jelasnya.

Vijaya Fitriyasa menekankan, ia tidak takut bersaing dengan siapapun. “Saya nggak takut,” tegasnya.

“Saya orang baru, saya masih penuh semangat, saya membawa angin perubahan,” ujarnya.

Dia pun siap head to head dengan siapapun memperebutkan posisi Ketum dan Waketum. “Kalau saya tidak berhasil di ketum, ya, tetap fight untuk waketum,” tambahnya. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button