Ketua BPD Asephi Yogyakarta Menilai Kebijakan Longgarkan Prokes, Bukti Pemerintah Dukung Sektor UMKM
Yogyakarta – Kebijakan pemerintah dengan adanya pelonggaran protokol kesehatan, disambut baik Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Yogyakarta Emirita LN Pratiwi.
Wanita yang akrab disapa Tiwi itu menilai dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut, menjadi bukti bahwa pemerintah Indonesia telah mendukung sektor UMKM.
Menurut Tiwi, sejak pemerintah telah membuka sejumlah sektor industri, para pelaku UKM/UMKM mulai merasakan adanya perubahan menuju perbaikan ekonomi, dimana roda aktivitasnya bisa kembali berjalan.
“Kalau saya lihat dua bulan belakangan, April ke Maret, itu sudah terjadi pelonggaran (prokes) di masyarakat. Masyarakat sudah cukup percaya diri untuk bisa beraktivitas diluar, seperti bekerja, bersosialisasi. Kalau masker sepertinya sudah menjadi kebiasaan baru masyarakat walau pun pemerintah sekarang sudah membolehkan melepas masker. Kenyataannya masyarakat masih banyak yang pakai masker. Itu karena mereka lebih nyaman menggunakan masker,” kata Tiwi di Yogyakarta, Sabtu, (28/05/2022).
Lebih lanjut Ketua BPD Asephi Yogyakarta mengungkapkan, sejak awal tahun, pemerintah juga telah membuka sejumlah sektor untuk kembali beraktivitas, meski tetap mematuhi protokol kesehatan.
Hal tersebut disambut baik oleh Asephi Yogyakarta. Terbukti, pada saat berlangsung pameran, banyak pengunjung yang begitu antusias datang.
“Customer, masyarakat Jakarta dan sekitarnya, mungkin juga rindu untuk bertemu, berbelanja mengunjungi pameran offline. Memang, melalui online ada produk-produk yang menemukan market baru. Tapi untuk produk-produk kami, customer dan kreatif maker tetap harus bertemu. Saling bertemu, memegang dan merasakan produk. Itulah yang kami syukuri pada bulan Maret bisa menyelenggarakan pameran Inacraf,” papar Tiwi.
Ia juga mengatakan, para pelaku UMKM di Yogya memiliki semangat yang tinggi. Dengan adanya pelonggaran terhadap protokol kesehatan, masyarakat pelaku UMKM kini sudah bisa memasarkan produk-produknya di berbagai sentra UMKM.
“Dari sector craft, kuliner, makanan yang dititipi ke toko-toko retail maupun yang punya warung atau café, sama kondisinya. Semua bersemangat. Kemudian disambut dengan kebijaksanaan dari pemerintah boleh melepas masker. Seperti tanda, kita bersemangat dan pemerintah mendorong. Jadi menurut saya itu seperti kerja bersama bahwa seluruh Indonesia itu sudah siap untuk bergerak,” ungkapnya.
Menurut Tiwi, ada hikmah dibalik Covid-19, seperti pemahaman dan penerapan terhadap dunia digital. Para pelaku UKM/UMKM sejak pandemi, seolah dipaksa terjun ke dunia digital, hasilnya, mereka menemukan market-market baru.
“Kini pelaku UMKM Yogya menggunakan cara konvesional dan digital melalui aplikasi Si Bakul Yogyakarta, untuk memasarkan produknya,” ujarnya.
Untuk itu Tiwi berharap, pemerintah bisa mendampingi dan membantu para pelaku UKM yang sempat jatuh akibat pandemi Covid-19.
“Mendampingi para pelaku UKM, membantu dalam segi modal dan promosi. Karena promosi tidak murah walau pun memasarkannya melalui online. Kan kita tidak hanya buka toko online atau marketplace lalu memajang produk begitu saja. Harus ada action dimana itu membutuhkan biaya dan effort. Ada hal-hal yang memang pemerintah harus intervensi kepada pelaku UKM untuk membantu promosi dan permodalan,” tambah Tiwi.| Eka