Kenali Ciri Hewan Terjangkit Antraks, KKN 62 Beri Penyuluhan
Gunungkidul – Tingginya penyakit antraks di Gunungkidul mengundang keprihatinan mahasiswa UMBY yang tengah menjalanlkan KKN di Gunungkidul. Utama di Kapanewon Semanu.
Guna mencegah semakin tinggi penyakit antraks di Gunungkidul, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN PPM UMBY) kelompok 62 melakukan sosialiasi tentang penyakit Antraks dan LSD Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, Rabu (23/8/2023).
Kegiatan ini disasarkan kepada warga Dusun Ngelak yang mempunyai hewan ternak. Seperti sapi, domba dan kambing untuk lebih peduli serta mewaspadai adanya penyakit antraks yang baru-baru ini terjadi di wilayah Gunungkidul.
Sosialisasi yang dibawakan oleh mahasiswa KKN 62, Rahmat Wijanarko ini dihadiri oleh 37 peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat dan warga Dusun Ngelak.
Warga setempat mengaku belum mendapatkan penyuluhan terkait penyakit Antraks dan LSD ini. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya di Dusun Ngelak untuk memperoleh insight dan pengetahuan baru terkait pencegahan penularan dan menangulangi Antraks dan LSD.
“Sosialisasi terkait Antraks dan LSD ini menjadi salah satu program yang penting untuk kami lakukan, mengingat baru-baru ini terjadi kasus penyebaran virus Antraks hingga menyebabkan korban jiwa,” ujar Samuel Kaban Pasanda, ketua kelompok 62.
Kegiatan diisi dengan memberikan materi tentang cara penularan Antraks serta langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil. Tanda-tanda penyakit atraks pada hewan ternak, seperti demam tinggi, kelemahan, dan pembengkakan pada bagian tertentu. Hal ini penting agar penyakit dapat diidentifikasi lebih awal.
Sedangkan penularan penyakit antraks bisa melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, makanan dan air yang terkontaminasi, serta melalui spora yang dapat bertahan dalam lingkungan tertentu.
Peserta diberikan informasi tentang langkah-langkah pencegahan yang efektif, termasuk vaksinasi hewan ternak, menjaga kebersihan lingkungan peternakan, dan penanganan yang benar terhadap hewan yang diduga terinfeksi.
Peternak juga diingatkan tentang pentingnya melaporkan kejadian penyakit antraks kepada pihak berwenang. Sehingga langkah-langkah tanggap darurat dapat diambil untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Fendi selaku tokoh masyarakat dusun ngelak mengaku sosialisasi mengenai virus Antraks dan LSD sangat bermanfaat.
“Karena mayoritas penduduk di sini mempunyai hewan ternak khusus nya sapi. Ditambah salah satu Dusun di Kecamatan Semanu ini sudah ada yg terjangkit virus antraks. Untuk itu saya selaku salah Tokoh masyrakat Dusun Ngelak sangat mengapresiasi setinggi tingginya atas diadakannya sosialisasi ini,” ungkapnya.
Annas Fitria Saadah,M.Phil selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) turut mendukung penuh program sosialisasi Antraks dan LSD dari KKN kelompok 62 ini. Ia berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak dan meningkatkan pengetahuan serta kewaspadaan tentang penyakit Antraks dan LSD. | Anjar