DAERAH

Kemendukbangga/BKKBN Gelar Sosialisasi Progam Bangga Kencana di Kediri

KEDIRI, mimbar.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Sosialisasi Progam Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Jawa Timur.

Kegiatan yang bermitra dengan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Nurhadi ini berlangsung di Halaman Radio Mahameru, Kelurahan Banjarmlati, Kecamatab Mojoroto, Kota Kediri pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Turut hadir dalam acara tersebut Katimja Humas dan Informasi Publik Perwakilan Kemendukbangga Jawa Timur, Taufik Daryanto dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Arief Cholisudin YS.

Arief Cholisudin YS dalam paparannya menjelaskan bahwa program Bangga Kencana merupakan program yang diamanahkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Program ini soal bagaimana pembangunan keluarga berkualitas dapat diwujudkan melalui perencanaan keluarga.

“Ini dimulai dari masa remaja atau calon pengantin hingga kelak menjadi orangtua dan punya anak. Pertama, saat di masa remaja, remaja mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta berperilaku sehat. Lalu saat sesudah menikah, sebagai suami dan istri tetap mengonsumsi panganan dan berprilaku hidup sehat,” jelas Arief.

Lebih lanjut ia mengatakan, ketika hamil sang suami mengantarkan istrinya untuk memeriksakan kandungannya minimal 6 kali selama masa kehamilan. Lalu saat setelah melahirkan, suami dan istri tidak cukup konsumsi panganan dan berperilaku hidup sehat.

“Pasutri harus memberikan pola asah, asih, dan asuh untuk buah hatinya. Suami mensupport istrinya untuk memberikan ASI kepada bayinya, minimal 6 bulan. Bersama-sama mereka memberikan perhatian dan kasih sayang untuj tumbuh kembang anak,” ujar Arief.

Sementara itu, Taufik Daryanto mengungkapkan bahwa program Keluarga Berencana (KB) sendiri saat ini sudah hampir selesai. Adapun di Kediri TFR-nya 1.9, atau dengan kata lain dalam keluarga ada 1–2 orang anak.

“Kalau bicara ilmu kependudukan, kondisi 1.9 sudah sangat ideal. Namun KB bukan hanya soal pembatasan kelahiran. Jauh daripada itu ini soal perencanaan keluarga. Merencanakan keluarga kecil yang bahagia sejahtera,” ungkap Taufik.

Taufik menambahkan, salah satu tantangan membangun kualitas keluarga hari ini adalah teknologi. Menurutnya, pergaulan menjadi lebih luas dan tidak bisa dibatasi lagi sehingga kondisi ini perlu kontrol dan pengasuhan dari Bapak dan Ibu sebagai orangtua.

“Kenapa Bapak selalu suami harus turut serta? Karena ini adalah tanggung jawab bersama. Perhatian dari ayah akan membantu proses pembentukan emosional, keberanian, dan tumbuh kembang anaknya,” tegas Taufik

“Dari sisi Bapak pulalah, kami merekomendasikan agar yang ber-KB adalah Bapak-bapak atau suami. Ada dua alat kontrasepsi yang bisa dipergunakan, kondom dan MOP. Bila peran Bapak dan Ibu atau Suami dan Istri sudah bersinergi (saling support), maka kualitas keluarga akan dapat tercipta,” pungkasnya.

Ilham

Related Articles

Back to top button