Satu Dekade Kepemimpinan Jokowi, Polri Bentuk Ditressiber di 8 Polda
Jokowi : Berpolitik Itu Ada Tata Krama
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara “Sarang Berzikir Bersama Untuk Indonesia Maju” di Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Jateng, pada Jumat (1/2) sore.
Turut hadi dalam acara itu di antaranya, Pemimpin Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, K.H. Maimoen Zubair, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku sedih melihat perkembangan media sosial (medsos) di tanah air akhir-akhir ini yang begitu banyak fitnah, saling mencela, ujaran kebencian, dan ujaran kedengkian. Menurutnya, itu bukan etika berpolitik, dan bukan adab berpolitik yang baik.
“Itu tidak ada dalam nilai-nilai sopan santun kita berpolitik. Berpolitik itu ada tata kramanya,” kata Jokowi, sebagaimana dikutip situs resmi pemerintah setkab.go.id, Sabtu (2/2).
Jokowi mengingatkan bahwa bangsa kita ini adalah bangsa besar. Tantangan-tantangan yang dihadapi, menurut Presiden, juga tantangan-tantangan besar, karena memang negara Indonesia adalah negara besar.
Bangsa Indonesia, sambung Presiden, juga dianugerahi oleh Allah berbeda-beda, beraneka ragam, warna warni, majemuk, bermacam-macam. Ia menambahkan bahwa berbeda suku, berbeda agama, berbeda adat, berbeda tradisi, berbeda bahasa daerah.
Karena itu, Jokowi mengajak kepada semuanya, agar terus menjaga persatuan dan memelihara persaudaraan, juga merawat dan menjaga kerukunan.
“Jangan sampai karena hal-hal kecil, karena perbedaan pilihan, baik dalam pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, maupun pilihan presiden, kita ini seperti tidak saudara sebangsa dan setanah air,” tutur Kepala Negara.
Jokowi mengingatkan, yang namanya pemilu, baik pilkada, pileg, pilpres itu setiap lima tahun selalu ada. Karena itu, lanjut Jokowi, kalau ada pilihan bupati pilihannya ada 1, 2, 3, 4 ya dilihat saja gampang, dilihat prestasinya apa, pengalamannya apa, programnya apa dilihat, gagasan-gagasan besarnya apa untuk daerahnya, ide-idenya apa untuk daerahnya, sudah, setelah itu bismillah, pilih.
“Eggak usah pakai ramai-ramai, pakai fitnah-fitnah, pakai saling mencela, pakai saling mengejek, pakai saling nyinyir, pakai saling menghina,” terang Jokowi. (lian)